Dalam beberapa hari terakhir, pesawat pengintai Amerika meningkatkan jumlah penerbangan di wilayah udara internasional di lepas pantai Venezuela dalam upaya untuk mendapatkan informasi rahasia.
Sumber pertahanan yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada CNN Selasa 26 Februari 2019 pesawat dilaporkan terbang selama enam jam untuk mengumpulkan informasi tentang sistem pertahanan rudal negara itu, termasuk pertahanan udara canggih buatan Rusia S-300.
Sumber tidak merinci pesawat mata-mata AS mana yang digunakan untuk misi tersebut, tetapi laporan media sosial yang belum dikonfirmasi mengidentifikasi salah satu pesawat itu sebagai pesawat Boeing RC-135V USAF.
Kabar peningkatan penerbangan pesawat mata-mata Amerika ini muncul hampir bersamaan dengan tudingan Presiden Venezuela Nicolas Maduro yang mengatakan Amerika Serikat berusaha mengarang krisis untuk membenarkan eskalasi politik dan intervensi militer di Venezuela untuk membawa perang ke Amerika Selatan.
https://twitter.com/GDarkconrad/status/1100133511921631233
Berbicara kepada ABC News Senin, Maduro juga mengatakan bahwa Presiden Amerika Donald Trump perlu memperbaiki kebijakannya atas Venezuela dan menambahkan bahwa ia siap untuk dialog langsung dengan Washington dan bahwa “Perang Dingin harus tetap jadi masa lalu “.
Pekan lalu, Trump menekankan bahwa semua opsi ada di atas meja untuk menyelesaikan konflik politik yang sedang berlangsung di Venezuela yang meningkat pada 23 Januari setelah pemimpin oposisi Juan Guaido menyatakan dirinya sebagai presiden sementara Negara Amerika Latin tersebut.
Tidak lama setelah Amerika Serikat dan beberapa sekutunya mengakui Guaido sedangkan Maduro, pada bagiannya, menuduh Washington berusaha mengatur kudeta di negaranya. Rusia, China, Kuba, Bolivia dan sejumlah negara lain menegaskan kembali dukungan mereka untuk Maduro yang terpilih secara konstitusional sebagai satu-satunya presiden sah Venezuela.