Seorang komandan senior Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) mengatakan mereka berhasil meretas sistem komando dan kontrol pesawat tak berawak Amerika sebagai tanggapan terhadap sabotase peluncuran rudal yang diduga dilakukan oleh Washington.
“Kami melakukan ini untuk memberi tahu mereka [Amerika] bahwa Anda tidak hanya gagal mencapai tujuan Anda , tapi kami menyusup ke sistem Anda, dan ini merupakan tanggapan terhadap penghinaan Amerika Serikat,” kata komandan Divisi Aerospace IRGC, Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh kepada wartawan Minggu 24 Februari 2019 dan dilaporkan Press TV.
IRGC mengatakan telah menembus jaringan komando dan kontrol drone Amerika, merilis rekaman pesawat militer Amerika yang membom pesawat tanpa awak yang diretas karena khawatir hal itu mungkin berakhir di tangan angkatan bersenjata Iran.
Hajizadeh mengatakan pada saat itu pesawat tak berawak Amerika beroperasi di Suriah dan Irak ketika terpaksa melakukan pendaratan darurat karena masalah yang dihadapinya selama penerbangan.
Pada 12 Februari, New York Times melaporkan bahwa pemerintahan Presiden Amerika Donald Trump dilaporkan telah menghidupkan kembali rencana rahasia untuk menyabotase rudal balistik Iran sebagai bagian dari rencana yang lebih luas untuk melemahkan kekuatan militer Republik Islam dan membahayakan ekonominya.
Menurut laporan itu, program itu dibuat di bawah mantan Presiden George W. Bush, yang berusaha mengganggu program kedirgantaraan Iran dengan memasukkan bagian-bagian dan bahan-bahan yang rusak ke dalam rantai pasokannya.
Upaya sabotase dipercepat selama tahun-tahun awal masa mantan Presiden Barack Obama di Gedung Putih. Namun, mereka dilemahkan pada tahun 2017, ketika Mike Pompeo, yang kemudian akan menjadi menteri luar negeri negara itu, mengambil alih sebagai direktur CIA, tambah laporan itu.
“Jika kita mengumumkan masalah ini hari ini, itu karena orang Amerika cukup kurang ajar untuk mengatakan bahwa mereka telah mengirim suku cadang yang cacat untuk [tujuan menyabotase] rudal kita,” kata Hajizadeh.
“Mereka mencoba menyabotase beberapa bagian [rudal] untuk membuat rudal kami meledak saat terbang, tetapi mereka belum mampu melakukan apa pun hingga saat ini, karena kami telah memperkirakan ini dan telah memperkuat sektor ini,” senior IRGC Komandan menekankan.