Kapal induk baru Inggris HMS Queen Elizabeth mengalami kekurangan awak dan ini telah menjadi sumber pertikaian antara para pejabat.
Laksamana Muda Jerry Kyd, Panglima Armada Angkatan Laut Inggris yang diperkirakan suatu hari akan menjadi First Sea Lord mengatakan kapal seharga 3 miliar poundsterling atau sekitar Rp 54 triliun tersebut membutuhkan setidaknya 70 personel tambahan dan kini dia sedang melobi agar hal itu dipenuhi.
Sejak Komandan Officer baru Kapten Nick Cooke Priest bertanggung jawab pada kapal induk akhir tahun lalu, pertikaian terus berlanjut.
Orang dalam mengkonfirmasi bahwa jumlah kru telah diputuskan yakni 670 orang tetapi telah terbukti tidak bisa dijalankan.
Pengungkapan ini menimbulkan kekhawatiran atas rencana untuk mengirim HMS Queen Elizabeth pada penempatan pertamanya ke Pasifik untuk unjuk kekuatan pada China pada tahun 2021.
Kekhawatiran semakin meningkat jika kapal induk kedua HMS Prince of Wales juga segera masuk operasi.
Para petinggi Angkatan Laut Inggris dilaporkan telah menyetujui pengangkatan tambahan personel, tetapi masih di bawah yang dibutuhkan. Dan personel tambahan itu belum secara fisik bergabung dengan kru kapal, kata sumber.
“Ini memiliki implikasi serius bukan hanya untuk HMS Queen Elizabeth – tetapi untuk seluruh Angkatan Laut Inggris,” kata seorang pejabat senior Angkatan Laut Inggris sebagaimana dikutip The Sun.
“Perencana membuat kru yang sangat ramping untuk kapal induk baru, tetapi segera terlihat dia membutuhkan sekitar 70 pelaut lain, mungkin lebih. Dan dia akan membutuhkan lebih banyak lagi ketika dikerahkan dengan membawa jet F-35.” Meski HMS Queen Elizabeth memiliki awak sekitar 670 tetapi dapat membawa lebih dari 1.600 personel.
Angkatan Laut Kerajaan adalah yang terkecil dari tiga cabang Angkatan Bersenjata, namun harus membawahi Marinir, Armada Udara, fregat, destroyer, kapal induk dan senjata paling mematikan yakni penangkal nuklir Inggris.