Di saat banyak astronom dan ilmuwan terus menatap ke angkasa mencari tanda-tanda kehidupan makhluk asing cerdas, dua ilmuwan Jerman justru mendesak hal itu dihentikan karena kemungkinan akan membawa malapetaka bagi kehidupan bumi.
Profesor Michael Schetsche dan Dr Andreas Anton dari Universitas Freiburg memperingatkan umat manusia tentang kemungkinan bencana jika Bumi melakukan kontak dengan ras alien terutama yang memiliki “sejenis struktur ekonomi kapitalis”. Kedua ilmuwan telah membuat skenario suram dalam buku terbaru mereka “The Alien Society – Introduction to Exosociology”.
Schetsche dan Anton menggambarkan paralel dengan sejarah manusia sendiri, ketika masyarakat yang lebih maju dengan pola pikir kapitalistik menaklukkan dan hampir memusnahkan kelompok yang kurang berkembang, seperti yang terjadi dengan penduduk asli Amerika, ketika orang Eropa pertama kali tiba di benua mereka.
“[Ini akan menjadi] pertarungan antara Bambi dan Godzilla, dan kami akan menjadi Bambi dalam kasus ini”, kata Michael Schetsche sebagaimana dikutip Sputnik Jumat 22 Februari 2019
Para ilmuwan memperkirakan bahwa konfrontasi langsung dengan alien bukan satu-satunya hal yang bisa mengancam Bumi.
Umat manusia juga dapat menemukan sepotong teknologi ekstra-terestrial, misalnya wahana alien, selama penjelajahan ruang angkasa dan kemudian membawanya kembali ke Bumi untuk studi lebih lanjut.
Namun, dalam hasrat mereka akan pengetahuan dan teknologi canggih, pemerintah dan perusahaan swasta dapat menghancurkan planet kita karena teknologi itu mungkin berbahaya bagi kita untuk dipelajari, Schetsche dan Anton memperingatkan.
Untuk mencegah hasil tragis bagi Bumi dan seluruh umat manusia, para ilmuwan Jerman menyarankan PBB harus mengeluarkan deklarasi yang mengikat, melarang kelompok penelitian dan individu mengirim sinyal ke ruang angkasa yang mungkin memperingatkan alien tentang keberadaan kita.
Mereka juga menyerukan untuk membentuk aliansi seluruh Bumi di bawah pengawasan PBB sehingga planet ini dapat menghadapi tantangan ekstra-terestrial sebagai sebuah front bersama.
