Boeing dan Angkatan Laut Amerika telah menerima persetujuan dari Kementarian Pertahanan Amerika untuk menawarkan jet tempur elektronik EA-18G Growler ke Finlandia.
Persetujuan itu datang setelah kementerian pertahanan Finlandia mengeluarkan pertanyaan tentang potensi mengakuisisi Growler sebagai bagian dari program pengadaan pesawat tempur HX yang bertujuan mengganti 62 F/A-18C/D milik mereka.
“Semua pesawat serang tempur mengandalkan pengawalan Growler untuk meningkatkan kemampuan bertahan selama misi ancaman tinggi,” kata Dan Gillian, Wakil Presiden Boeing, program F/A-18 dan EA-18G sebagaimana dikutip Flightglobal Rabu 19 Februari 2019.
“Kombinasi Super Hornet Block III dan Growler akan memberi Finlandia kemampuan teknologi superior yang sangat cocok dengan persyaratan misi HX Finlandia.”
Finlandia kini menjadi negara kedua yang disetujui untuk ditawari Growler setelah Australia, yang telah menerima pengiriman 12 jet pengacau elektronik tersebut. Salah satu dari pesawat Australia ini hancur dalam kecelakaan di Nellis AFB pada Januari 2018 ketika sedang mengambil bagian dalam latihan Red Flag.
Helsinki telah memilih Super Hornet untuk memenuhi persyaratan HX, bersama dengan Dassault Rafale, Lockheed Martin F-35, Saab Gripen E / F dan Eurofighter Typhoon.
Kelima produsen mengajukan tawaran sebagai tanggapan atas undangan tender yang ditutup pada 31 Januari untuk memulai analisis dan tahap negosiasi awal. Keputusan dijadwalkan diambil pada 2021 dengan pengiriman pesawat diperkirakan akan dimulai pada 2025.
Growler didasarkan pada pesawat tempur multi peran F / A-18F Super Hornet. Pesawat ini dibangun untuk menggantikan peran dari EA-6B Prowler.
Growler memiliki kecepatan tertinggi 1.181 mil per jam, ketinggian lebih dari 50.000 kaki. Namun dalam rentang terbang kalah dibandingkan EA-68 karena hanya memiliki jangkauan 1.458 mil.
Karena didasarkan pada pesawat tempur multi peran, pesawat memiliki lebih banyak cantelan. Jadi tidak hanya mengangkut jammer pods dan HARM, tapi tangki eksternal untuk jangkauan yang diperluas, serta rudal udara ke udara jarak menengah atau Advanced Medium-Range Air-to-Air Missiles (AMRAAM) AIM-120.
Growler pertama terbang pada akhir tahun 2006, dan jet pertama mencapai status operasional hanya tiga tahun kemudian yang bergabung dengan Scorpions dari VAQ-132 pada akhir tahun 2009.
Pada tahun 2011, Scorpions sekali lagi membuat sejarah Growler dengan membawa mereka untuk pertama kali ke medan tempur di operasi Odyssey Dawn di langit Libya.
Meski sebagai pesawat spesialisasi serangan elektronik, EA-18G masih mempertahankan banyak fitur dari Super Hornet, terutama radar advanced electronically scanned array (AESA) dari Raytheon yang memberikan kemampuan pertahanan diri Growler. Alat ini menempati tempat dari meriam 20mm ditemukan di hidung Super Hornet yang tidak disematkankan di Glower.

Growler memiliki 11 stasiun senjata untuk membawa sistem misi elektronik dan senjata yang kemudian digunakan melaksanakan misi serangan konvensional ketika persyaratan untuk EA dan SEAD sorties berkurang.