Tiga pesawat siluman Amerika Serikat F-22 Raptor, F-35 Ligthening II dan pembom B-2 Spirit baru-baru ini melakukan latihan di Pasifik untuk skenario pertempuran tingkat tinggi yang membutuhkan kekuatan penuh militer Amerika.
Sebelumnya dilaporkan F-35B lepas landas dari USS Wasp dan menjatuhkan senjata di wilayah Laut China Timur. Pesawat ini terbang dengan senjata dipasang eksternal yang berarti mengabaikan karakter silumannya. Ternyata di bagian lain F-22 dan B-2 juga melakukan misi dalam sebuah rangkaian.
Seorang eksekutif dari Lockheed Martin, yang membangun F-35 mengatakan kepada Business Insider bahwa F-35 dengan senjata eksternal atau yang dikenal sebagia Beast Mode akan digunakan pada tahap ketiga perang, setelah pertahanan musuh tersingkir dan siluman menjadi kurang prioritas.
“Kami melakukan misi ini dengan meluncurkan dari USS Wasp, melibatkan pesawat musuh pemain peran, menyerang target simulasi dengan amunisi berpemandu presisi yang dipasang secara internal dan eksternal dan kemudian mendarat di atas Wasp,” kata Letnan Kolonel Michael Rountree petugas detasemen yang bertanggung jawab atas USS Wasp mengatakan dalam sebuah pernyataan dan dikutip Business Insider.
Sementara F-35 dilatih untuk pertempuran hari ketiga dari perang habis-habisan di Pasifik, jet yang lebih siluman yakni pesawat tempur F-22 dan pembom B-2 dilatih untuk perang Hari Pertama.
Pesawat B-2 dari Pangkalan Angkatan Udara Whiteman di Missouri terbang ke Hawaii, tempat mereka bertemu dengan pesawat jet tempur F-22 Raptor.
“B-2 menghabiskan waktu di dekat Hawaii kemudian pergi ke wilayah udara dan mempraktikkan ancaman realistis dengan F-22 di kedua sayap,” kata Letnan Kolonel Robert Schoeneberg, komandan Skuadron Bom ke-393 di Whiteman.
“Wilayah Pasifik sangat penting pada akhir-akhir ini,” kata Schoeneberg dan menambahkan bahwa “itu akan terus menjadi sangat penting.”
Pesawat pembom F-22 dan B-2 mewakili platform paling canggih Amerika, yang dirancang untuk bekerja sebagai “pendobrak pintu,” atau pukulan pembuka dalam perang.
B-2 membawa ” massive ordnance penetrators” yang mampu menghancurkan bunker dan bom gravitasi nuklir. Keduanya bisa berperan dalam membuka konflik.
Sedangkan F-22 saudah sering dibahas merupakan senjata serangan pertama yang bisa menetarlkan pertahanan udara musuh dan membersihkan jalan bagi para jet tempur yang kurang siluman untuk masuk dan melakukan serangan.
Fokus Washington pada kekuatan udara di Pasifik datang ketika Beijing terus membangun kekuatan militer di Laut China Selatan.
China telah mendaratkan pesawat pembom dan jet tempur berkemampuan nuklir dan menyebarkan rudal darat ke udara serta radar di wilayah itu. Jadi cukup masuk akal jika latihan dengan skenario pertempuran tingkat tinggi tersebut ditujukan untuk menghadapi China.