Amerika Hidupkan Lagi Program Rahasia Untuk Sabotase Rudal Iran
Peluncuran satelit Iran/Kementerian Pertahanan Iran

Amerika Hidupkan Lagi Program Rahasia Untuk Sabotase Rudal Iran

Amerika memprakarsai dan mempercepat program rahasia untuk menyabotase tes roket dan rudal Iran sebagai bagian dari kampanye untuk melemahkan militer Teheran dan mencekik ekonominya.

Para pejabat sebagaimana dikutip New York Times Rabu 13 Februari 2019 mengatakan tidak mungkin mengukur secara tepat keberhasilan program rahasia, yang tidak pernah diakui secara publik. Namun dalam sebulan terakhir saja, dua upaya Iran untuk meluncurkan satelit telah gagal dalam beberapa menit.

Dua kegagalan roket pertama diumumkan Iran pada 15 Januari dan yang lain upaya yang tidak diakui terjadi pada 5 Februari yang menjadi bagian dari pola selama 11 tahun terakhir. Pada saat itu, 67 persen dari peluncuran orbital Iran telah gagal, jumlah yang sangat tinggi dibandingkan dengan tingkat kegagalan 5 persen di seluruh dunia untuk peluncuran ruang angkasa yang serupa.

Pemerintahan Trump menyatakan bahwa program luar angkasa Iran hanyalah kedok untuk upayanya mengembangkan rudal balistik yang cukup kuat untuk mengirim hulu ledak nuklir yang terbang di antara benua.

Beberapa jam setelah upaya peluncuran gagal 15 Januari, Menteri Dalam Negeri Amerika Mike Pompeo mencatat bahwa peluncur satelit Iran memiliki teknologi yang hampir identik dan dapat dipertukarkan dengan yang digunakan dalam rudal balistik.

Kegagalan peluncuran mendorong The New York Times untuk mencari lebih dari setengah lusin pejabat saat ini dan mantan pejabat pemerintah yang telah bekerja pada program sabotase Amerika selama belasan tahun terakhir. Mereka berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk secara terbuka membahas program rahasia.

Para pejabat menggambarkan upaya luas, yang diciptakan di bawah Presiden George W. Bush, untuk memasukkan bagian-bagian dan material yang rusak ke dalam rantai pasokan kedirgantaraan Iran. Program ini aktif pada awal pemerintahan Obama, tetapi mereda pada 2017, ketika Pompeo menjadi Debagai direktur CIA. dan menyuntikkannya dengan sumber daya baru.  Tetapi sepertinya kini operasi itu kembali dihidupkan.

CIA menolak untuk mengomentari upaya sabotase. Pejabat pemerintah meminta The Times untuk menahan beberapa detail pelaporannya, sebagian besar melibatkan identitas pemasok tertentu untuk program Iran, karena upaya ini terus berlanjut.

Sudah banyak dilaporkan bahwa Amerika menggunakan senjata komputer terhadap Iran pada akhir 2000-an dengan Stuxnet, program perangkat lunak tingkat tinggi untuk membuat krusakan fisik untuk menyabot sentrifugal di pabrik nuklir Iran.

Kampanye sabotase Gedung Putih Trump baru terhadap peluncuran ruang angkasa Iran tidak akan membuat Teheran terkejut. Pada tahun 2016, seorang komandan militer senior Iran Brigjen. Jenderal Amir Ali Hajizadeh mengumumkan bahwa musuh-musuh Iran berusaha untuk “mengulang sabotase nuklir mereka di wilayah rudal,” lapor Press TV Iran beberapa waktu lalu.

John Bolton, penasihat keamanan nasional Amerika, pada bulan September mengkonfirmasi bahwa Gedung Putih telah mengizinkan “operasi cyber ofensif” untuk mencegah musuh asing.