Rusia menegaskan tidak akan bisa mentoleransi penempatan rudal Amerika di negara-negara Baltik dan akan berusaha dengan segala cara untuk mencegah hal itu terjadi.
“Saya akan melakukan segala upaya yang mungkin untuk mencegahnya,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov sebagaimana dilaporkan TASS.
“Saya yakin bahwa setiap orang kami yang terlibat dalam kebijakan luar negeri, kegiatan pertahanan dan keamanan akan bekerja sebagai tim untuk mencegah situasi yang berarti segala sesuatu yang menjadi landasan keamanan Eropa selama beberapa dekade telah musnah,” kata diplomat senior Rusia itu.
Kolonel Jenderal Viktor Yesin, penasihat komandan Pasukan Rudal Strategis Rusia dan mantan Kepala Staf Pasukan Rudal Strategis, mengatakan kepada TASS bahwa rudal balistik jarak menengah Amerika, jika dikerahkan ke negara-negara Baltik, akan dapat mencapai Moskow dalam waktu tiga hingga empat menit.
Menurut dia, waktu kedatangan akan tergantung pada jenis rudal dan jalur penerbangan mereka. “Waktu kedatangan rudal Tomahawk akan sekitar satu jam, sementara rudal balistik jarak menengah akan dapat mencapai Moskow dalam tiga hingga empat menit,” kata Yesin.
Kekhawatiran tentang kemungkinan penempatan rudal Amerika di negara Baltik muncul setelah Gedung Putih mengumumkan bahwa Amerika Serikat menarik diri dari Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) per 2 Februari dan menetapkan menyiapkan waktu enam bulan untuk benar-benar mengakhiri perjanjian.
Amerika Serikat dan Rusia telah saling tuduh masing-masing telah melangar INF dengan membangun rudal yang dilarang dalam perjanjian yang ditandatangani pada 1987 tersebut.