Ekspedisi yang diluncurkan oleh mendiang milyarder Paul Allen telah menemukan bangkai kapal perang Jepang Hiei, kapal perang pertama yang ditenggelamkan oleh pasukan Amerika selama Perang Dunia II.
Sekitar setahun yang lalu, para peneliti Jepang melihat bangkai kapal melalui sonar tidak jauh dari tempat Hiei dilaporkan tenggelam pada tahun 1942. Bangkai kapal itu dikonfirmasi pada 31 Januari oleh kapal riset R / V Petrel, bagian dari upaya yang dimotori salah satu pendiri Microsoft, Paul Allen untuk menemukan bangkai kapal-kapal terkenal di seluruh dunia. Kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh (ROV) yang dikirim oleh Petrel menemukan Hiei terbalik di lepas pantai Pulau Savo dalam kedalapam 3.200 kaki.

Sebagaimana dilaporkan Popular Mechanics Jumat 8 Februari 2019, Hiei ditugaskan pada tahun 1914 di Arsenal Angkatan Laut Yokosuka dekat Tokyo. Kapal perang itu memiliki bobot 33.600 ton dan dilengkapi dengan delapan senjata 14 inci. Hiei adalah bagian dari pasukan pendamping kapal induk yang meluncurkan serangan ke Pearl Harbor pada bulan Desember 1941.
Pada malam 13 November 1942, sebuah gugus tugas angkatan laut Jepang yang terdiri dari Hiei, kapal perang Kirishima, sebuah kapal penjelajah ringan, dan 11 kapal perusak berhadapan dengan satu gugus tugas Amerika yang terdiri atas dua kapal penjelajah berat, tiga penjelajah ringan, dan delapan kapal perusak.
Dalam pertempuran yang kemudian dinamai Pertempuran Angkatan Laut Amerika Pertama di Guadalkanal, Hiei menggunakan lampu sorotnya yang kuat untuk menerangi kapal-kapal Amerika. Ini membuatnya menjadi sasaran utama bagi peluru Amerika, dan kapal perang itu akhirnya rusak karena tembakan Amerika.
Pembom dan torpedo Amerika bergabung dalam serangan terhadap Hiei hingga akhirnya tenggelam. Sebanyak 188 pelaut Angkatan Laut Kekaisaran Jepang tenggelam dengan kapalnya dari total 1.360 kru. Hiei adalah kapal perang Jepang pertama yang ditenggelamkan oleh pasukan Amerika selama perang.

Selama bertahun-tahun ada beberapa pertanyaan tentang tempat peristirahatan terakhir Hiei karena ada dua catatan yang menunjukkan lokasi berbeda dari tenggelamnya kapal.
Direktur Museum Maritim Kure di Hiroshima yang melihat rekaman NHK Jepang menyatakan tampaknya sepertiga dari lambung hilang dan kemungkinan mengindikasikan ledakan kuat yang menghancurkan kapal menjadi dua.