Rusia telah menyetujui pinjaman sebesar US$ 43,27 juta atau sekitar Rp602 miliar kepada Kuba untuk membangun sektor pertahanannya. Kesepakatan itu pertama kali diumumkan pada November setelah Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel di Moskow.
Dmitry Shugayev, kepala Layanan Federal Rusia untuk Kerjasama Militer-Teknis, mengatakan dalam sebuah wawancara yang diterbitkan di surat kabar Kommersant dan dikutip Reuters 6 Februari 2019, saat ini kesepakatan tersebut telah difinalisasi.
Kommersant sebelumnya melaporkan Moskow berencana untuk memberikan Kuba pinjaman guna membeli perangkat keras Rusia seperti tank, kendaraan lapis baja dan mungkin helikopter.
Kuba yang dikuasai komunis adalah sekutu dekat Venezuela, tempat Presiden Moskow yang didukung Nicolas Maduro menghadapi tekanan dari oposisi dan pemerintah Barat untuk mundur. Kuba juga sekutu lama Rusia sejak perang dingin. Bahkan Uni Soviet pernah mengirimkan rudal nuklir ke Kuba yang memunculkan krisis rudal yang sangat menegangkan.
Rusia terus mencoba menjaga hubungan dengan sekutu di Amerika Latin. Kontraktor swasta Rusia yang melakukan misi rahasia juga dilaporkan terlah terbang ke Venezuela untuk menjaga Maduro.
Dalam wawancara surat kabar, Shugayev mengatakan Rusia memiliki kekhawatiran tentang krisis Venezuela dan tidak mempertimbangkan untuk meningkatkan kembali kerja sama pertahanan dengan Caracas.
Menurut Shugayev, kerja sama dengan Venezuela terbatas untuk memelihara senjata yang dipasok sebelumnya dan membantu membangun fasilitas militer.