Afghanistan dikhawatirkan akan kekurangan pilot dan teknisi yang akan mengoperasikan helikopter canggih Black Hawk buatan Amerika Serikat. Kekhawatiran itu diungkapkan Inspektur Khusus Amerika untuk Rekonstruksi Afghanistan atau Special Inspector for Afghanistan Reconstruction (SIGAR).
Militer Amerika Serikat telah memberikan 16 dari 159 UH-60 Black Hawks yang dijadwalkan akan dikirimkan ke Angkatan Udara dan pasukan khusus Afghanistan. Sebuah langkah yang menurut SIGAR menimbulkan kekhawatiran tentang kemampuan negara itu untuk menyerap sisanya pada tahun 2023.
Lembaga ini menyerukan upaya untuk meningkatkan jadwal pelatihan pilot dan keterampilan berbahasa Inggris, serta membangun program pengajaran untuk kru pemeliharaan Afghanistan untuk menggantikan kontraktor asing.
“Ada kekhawatiran bahwa Angkatan Udara Afghanistan dan pasukan khusus mungkin tidak dapat sepenuhnya menggunakan semua 159 pesawat setelah dikirim, Departemen Pertahanan menanggung risiko membuang dolar pembayar pajak Amerika untuk membeli pesawat yang Angkatan Udara dan Pasukan Khusus Afghansitan tidak bisa menerbangkan atau merawat,” kata SIGAR sebagaimana dilaporkan Reuters Selasa 5 Februari 2019.
SIGAR mendesak agar pelatihan dan pemeliharaan dikaitkan dengan kecepatan pengiriman sehingga Black Hawks tidak akan duduk diam di Afghanistan tanpa pilot yang cukup untuk menerbangkan mereka.
Bahkan pengurangan target pelatihan Amerika untuk menciptakan 320 pilot mungkin tidak terpenuhi, karena tingkat erosi kelas mencapai 26 persen.
Black Hawks dimaksudkan untuk menggantikan armada helikopter era Soviet yang sekarang menjadi tulang punggung Angkatan Udara Afghanistan untuk memerangi Taliban yang telah meningkatkan serangan selama dua tahun terakhir.
Pada Desember tahun lalu, Reuters melaporkan bahwa armada Afghanistan yang terdiri dari 47 M-17 berada di bawah tekanan karena penggunaan yang sangat tinggi dan pemeliharaan yang buruk.
Ketika laju operasi melawan Taliban dan ISIS telah meningkat, para kru mengatakan mereka menghadapi tekanan hingga harus mengambil jalan pintas dengan pemeliharaan, sebuah masalah yang dilihat oleh penasihat militer Amerika sebagai keprihatinan utama.
SIGAR mengatakan militer Amerika mengakui bahwa UH-60 memiliki keterbatasan kinerja jika dibandingkan dengan MI-17, yang dapat terbang lebih tinggi dan membawa lebih banyak penumpang.
Sebagian besar misi yang diterbangkan oleh angkatan udara Afghanistan tidak membutuhkan kemampuan tambahan yang disediakan oleh Mi-17.