Jet-jet tempur Mirage 2000 milik Angkatan Udara Prancis menggempur sebuah konvoi kendaraan yang bergerak dari Libya dan masuk ke Chad.
Serangan dilakukan Minggu 3 Februari 2019 untuk menghentikan laju konvoi lebih dari 40 kendaraan yang membawa kelompok bersenjata.
“Mirage 2000 dari Prancis melakukan intervensi bersama dengan tentara Chad di Chad utara untuk menyerang sebuah kolom berisi 40 pickup sebuah kelompok bersenjata dari Libya yang menyusup jauh ke dalam wilayah Chad,” kata angkatan bersenjata Prancis dalam pernyataannya Senin 4 Februari 2019 sebagaimana dilaporkan France24.
“Intervensi ini atas permintaan pihak berwenang Chad membantu menghambat kemajuan kelompok ini dan membubarkan konvoi.”
Pesawat-pesawat itu terbang dari pangkalan mereka di dekat N’Djamena, ibukota Chad, sebagai bagian dari operasi kontra terorisme yang dikenal dengan sandi Barkhane di Sahel.
“Kolom itu telah terlihat setidaknya 48 jam sebelumnya,” kata juru bicara angkatan bersenjata Patrik Steiger kepada AFP.
Angkatan udara Chad melakukan serangan untuk mencoba mengusirnya sebelum meminta Prancis untuk campur tangan.
Pada hari Minggu pagi, pesawat Prancis melakukan peringatan dengan terbang rendah melewati konvoi tetapi mereka terus bergerak maju hingga akhirnya diputuskan untuk melakukan dua kali serangan.
Steiger mengatakan kelompok itu telah melintasi 400 kilometer (250 mil) wilayah Chad sebelum dihentikan antara Tibesti dan Ennedi di barat laut. Dia tidak mengidentifikasi kelompok bersenjata mana mereka berasal.
Militer Chad telah melakukan beberapa serangan udara baru-baru ini di wilayah utara yang gersang untuk melawan pemberontak yang bermarkas di Libya.
Ini adalah pertama kalinya pasukan erancis mencapai sasaran dalam mendukung pasukan Chad sejak gerakan pemberontak yang masih baru di Libya selatan meningkatkan kegiatannya tahun lalu.
Gerakan pemberontak, Dewan Komando Militer untuk Keselamatan Republik (CCMSR), didirikan pada 2016 dan telah memerangi pasukan Chad beberapa kali di dekat perbatasan Libya sejak Agustus.
Kelompok itu, yang mengklaim memiliki beberapa ribu pejuang dan tujuannya adalah untuk menggulingkan Presiden Idriss Déby. Déby menguasai Chad pada 1990 dalam pemberontakan yang menggulingkan presiden Hissène Habré.