Kesewenang-wenangan Israel terhadap warga Palestina terus terjadi. Sepanjang Minggu hingga Senin 4 Februari 2019 berbagai tindakan kekerasan baik oleh tentara maupun warga Yahudi terjadi.
Tentara Israel di pos pemeriksaan Jalama di sebelah timur-laut Kota Jenin di bagian utara Tepi Barat Sungai Jordan pada Senin) menembak dua pengedara motor Palestina, menewaskan satu orang dan melukai seorang lagi.
Direktur Bulan Sabit Merah di Jenin Mahmoud Saadi mengatakan kepada Kantor Berita Palestina, WAFA salah satu ambulansnya membawa pemuda yang cedera ke rumah di Jenin. Pemuda Paletina tersebut telah ditembak dan dicederai oleh tentara Israel di pos pemeriksaan Jalama.
Ia dilaporkan mengalami cedera sedang sampai serius sebab peluru memasuki pinggangnya dan keluar dari pudaknya.
Seorang Palestina lainnya, yang tewas, mula-mula ditahan oleh tentara Yahudi sebelum kemudian diserahkan kepada orang Palestina. Ia diidentifikasi sebagai Abdullah Faisal Tawalbeh, yang berusia 19 tahun.
Beberapa saksi mata mengatakan kedua pemuda Palestina itu sedang naik motor di jalan masuk ke Desa Jalama ketika tentara melepaskan tembakan ke arah mereka tanpa alasan yang pasti.
Sementara pada Minggu 3 Februari 2019 malam Israel melarang tujuh perempuan Palestina warga Al-Quds (Jerusalem) memasuki kompleks Masjid Al-Aqsha selama dua pekan.
Khaled Zabarqa, seorang pengacara mengatakan polisi militer Israel menahan enam perempuan Palestina dan seorang perempuan muda saat mereka akan meninggalkan tempat bentrokan di Al-Quds Timur melalui beberapa gerbang.
Perempuan Palestina yang ditahan tersebut dibebaskan setelah mereka dipaksa menandatangani perintah yang melarang mereka memasuki tempat suci umat Muslim itu selama 14 hari.
Zabarqa menyatakan semua perempuan tersebut ditangkap karena mereka duduk di bagian timur kompleks Masjid Al-Aqsha, yang dikenal dengan nama Bab Ar-Rahma.
Di Ramallah pemukim Yahudi pada Senin menodai satu masjid di satu desa di bagian timur Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan.
Walikota Deir Dibwan Mansour Mansour mengatakan pemukim Yahudi menyerbu desa tersebut dan menulis slogan anti-Palestina dengan menyemprotkan cat di tembok dan lantai masjid serta beberapa kendaraan.
Media Israel melaporkan bahwa di antara corat-coret yang disemprotkan di masjid itu adalah apa yang disebut Bintang Daud dan slogan yang bertuliskan “Di sini mereka menghasut untuk membunuh orang Yahudi” dan “Am Yisrael Chai (Israel Hidup)”.
Rakyat Palestina melaporkan bahwa pemukim Yahudi menyebarkan zat yang mudah terbakar di rak sepatu yang diletakkan di pintu masuk masjid, tapi tidak membakarnya.
Menteri Urusan Agama dan Waqaf Yousef Id’es mencela perbuatan pemukim Yahudi menodai masjid tersebut.
“Tak ada lagi tempat aman untuk beribadah sehubungan dengan serangan oleh pemukim dan pasukan Yahudi dan kejahatan [terhadap rakyat Palestina],” kata Id’es.
Ia mendesak negara Arab dan Islam dan negara terhormat lain di seluruh dunia untuk campur-tangan dan melindungi tempat suci di wilayah Palestina yang diduduki Israel.
Masuh pada Senin Israel) menahan sedikitnya 13 orang Palestina, kebanyakan dalam beberapa serangan di seluruh Tepi Barat Sungai Jordan.
Beberapa sumber lokal mengatakan kendaraan militer Israel menyerbu Kota Jenin di bagian utara Tepi Barat, tempat tentara menahan tiga orang Palestina, termasuk seorang mantan tahanan.
Tentara juga menahan dua orang Palestina setelah menyerbu rumah keluarga mereka di Kamp Pengungsi Jenin, kata Kantor Berita Palestina, WAFA.
Sementara itu, pasukan Israel menahan tiga orang Palestina di Kabupaten Tulkarem, bagian utara Tepi Barat.
Di Kabupaten Al-Quds (Jerusalem), pasukan Israel menahan dua pelajar Palestina yang berusia 15 tahun, selama penyerbuan di Kota Kecil Abu Dis, bagian tenggara Al-Quds.
Yasmin Al-Khatib, seorang pegiat lokal, mengatakan tentara mengepung Kampus Universitas Al-Quds, memburu dan menembakkan gas air mata ke arah pelajar yang dalam perjalanan ke sekolah setempat.