Venezuela dilaporkan membatalkan rencana pengiriman 20 ton emas ke luar negeri. Emas bernilai sekitar US$ 850 juta atau sekitar Rp12 triliun telah disiapkan untuk dibawa dari Bank Sentral Venezuela.
Mengutip sumber Bloomberg melaporkan Sabtu 2 Februari 2019, Caracas membatalkan rencana tersebut tidak lepas dari meningkatnya dorongan internasional untuk “memagari” aset Venezuela.
Perkembangan yang dilaporkan terjadi setelah perusahaan investasi Uni Emirat Arab (UEA) Noor Capital mengklaim telah membeli tiga ton emas dari Bank Sentral Venezuela menyusul laporan media tentang rencana Caracas untuk menjual 15 ton emas untuk mendukung ekonomi negara itu.
Perusahaan berpendapat bahwa hubungannya dengan Bank Sentral Venezuela telah diatur oleh “kontrak komersial yang jelas” dan bahwa ia tidak terlibat dalam transaksi ilegal atau dilarang.
Awal pekan ini, Reuters mengutip seorang pejabat senior yang tidak disebutkan namanya yang mengetahui rencana tersebut melaporkan bahwa Venezuela akan menjual 29 ton emas bank sentralnya ke UEA untuk menyediakan likuiditas guna impor produk-produk dasar.
Pekan lalu, Bank of England dilaporkan menolak permintaan Venezuela untuk menarik emas batangan mereka setelah Penasihat Keamanan Nasional Amerika John Bolton dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengumumkan sanksi terhadap negara tersebut dan membekukan aset asing pemerintah Maduro.
Sebelumnya pada bulan Januari, media melaporkan bahwa pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido telah mengirim surat kepada Perdana Menteri Inggris Theresa May dan Gubernur Bank of England Mark Carney yang meminta mereka untuk mencegah Presiden Venezuela Nicolas Maduro menarik emas yang disimpan di bank sentral Inggris.
Venezuela terperosok dalam krisis politik, yang meningkat setelah Guaido mendeklarasikan dirinya sebagai presiden sementara negara itu dalam suatu langkah yang segera didukung oleh Amerika Serikat.
Presiden Maduro menuduh Guaido sebagai “boneka” dan mengecam Washington karena mengatur kudeta di negaranya.