Jet tempur multi-peran China, J-16 kini mendapat lapisan yang dapat memberikan kemampuan siluman . Jet tempur itu juga dipastikan mampu membawa semua jenis senjata udara ke permukaan dalam serangan presisi.
China Central Television (CCTV), televisi milik pemerintah melaporkan brigade penerbangan di bawah Angkatan Udara China melakukan latihan pertempuran siang dan malam dengan J-16 pada akhir Januari.
Komandan Brigade Jiang Jiaji, pilot pertama yang tiga kali memenangkan kompetisi Golden Helmet PLA, mengatakan kepada CCTV pada latihan itu bahwa warna abu-abu perak yang menutupi J-16 adalah sejenis pelapis selubung yang memberikan kemampuan stealth pada pesawat tempur untuk membuat pesawat perang hampir tidak terlihat oleh mata telanjang dan perangkat elektromagnetik.
Fu Qianshao, seorang ahli pertahanan udara China, mengatakan kepada Global Times pada Selasa 29 Januari 2019 bahwa desain aerodinamis J-16 lebih menekankan kemampuan manuver daripada siluman, tetapi lapisan tersebut dapat membuatnya lebih sulit untuk dideteksi.
“Lapisan siluman dapat mengurangi deteksi J-16 oleh radar,” kata Fu. Pewarnaan kamuflase jet membuat pesawat berbaur ke langit dan laut, sehingga musuh hanya akan mengenalinya dari jarak dekat, memberikannya keuntungan besar dalam pertempuran.
Jiang juga mengungkapkan bahwa semua jenis senjata udara yang saat ini beroperasi dengan pesawat China dapat dipasang pada J-16.
Ini berarti J-16 dapat menggunakan berbagai koleksi rudal udara ke darat, bom dan rudal anti-kapal. J-16 dilaporkan mampu membawa setidaknya delapan ton senjata.
Meskipun telah membangun jet tempur generasi kelima J-20, Angkatan Udara China masih membutuhkan J-16 karena kedua jenis jet tempur tersebut dapat saling melengkapi.
J-20 dapat menggunakan kemampuan siluman untuk menghancurkan instalasi anti-udara lawan dan memenangkan superioritas udara terlebih dahulu. Tetapi J-20 tidak dapat membawa senjata sebanyak J-16, karena J-20 menyembunyikan senjatanya dalam ruang senjata kecil untuk memastikan kemampuan silumannya tetap terjaga.
“J-16 dapat menindaklanjuti serangan J-20 dan membersihkan target permukaan dengan rudal dan bomnya,” kata Fu.
Berdasarkan jet tempur Sukhoi-30 Rusia, Shenyang J-16 diperkenalkan sekitar tahun 2012 dan membuat debut selama parade Hari Angkatan Darat pada 30 Juli 2017 di pangkalan pelatihan militer Zhurihe di Daerah Otonomi Mongolia
Didukung oleh mesin turbofan WS-10 Taihang, jet tempur ini disebut-sebut sebagai pesaing dari F-15 Amerika Serikat.
Pesawat multirole ini adalah yang pertama dari jenisnya yang dapat membawa berbagai peralatan buatan China, mulai dari rudal anti-kapal dan rudal udara ke udara hingga bom pintar yang dipandu satelit, rudal jelajah, dan jammer penanggulangan elektronik atau electronic countermeasure (ECM). Jet tempur dapat digunakan untuk misi udara ke udara dan udara ke darat.
Meski desain sangat mirip dengan Su-30, J-16 dilengkapi dengan radar dan sistem pelacakan China. Daya jelajahnya yang tinggi membuat pesawat memiliki kemampuan untuk menyerang jauh ke wilayah musuh dan jangkauan operasional yang lebih besar.
Versi serangan elektronik, J-16D, juga sedang dikembangkan. China menginginkan jet tempur itu setara dengan EA-18G Growler, platform serangan elektronik udara paling canggih yang digunakan Angkatan Laut Amerika.
Peperangan elektronik dipandang sebagai kunci untuk memenangkan konflik atas Selat Taiwan, dengan kemampuan untuk membuatakan sistem radar musuh dalam jam-jam pertama pertempuran yang sangat penting dan menentukan.