Presiden Amerika Donald Trump ternyata telah membahas kemungkinan penggunaan kekuatan militer di Venezuela sebelum tokoh oposisi negara Amerika Latin itu melakukan kudeta dengan memproklamasikan sebagai presiden sementara.
Senator Amerika Serikat dari Partai Republik, Lindsey Graham mengatakan Trump mulai membahas tentang kemungkinan pengunaan kekuatan militer di Venezuela beberapa minggu sebelumnya.
Venezuela saat ini sedang mengalami krisis politik dan Presiden Nicolas Maduro, telah berulang kali menuduh Washington mengatur kudeta negara di Venezuela.
“Dia [Trump] berkata, ‘Bagaimana menurutmu menggunakan kekuatan militer?’ dan aku berkata, “Yah, kamu harus pelan dalam hal itu, itu bisa bermasalah.” Dan dia berkata, ‘Yah, saya terkejut, Anda ingin menyerang semua orang,’ ” kata Graham kepada situs berita AS Axios dan dikutip Sputnik tentang percakapannya dengan Trump yang telah terjadi beberapa minggu lalu.
Graham menambahkan bahwa ia percaya bahwa kekuatan militer harus digunakan hanya ketika kepentingan keamanan nasional AS terancam. Dia juga mengatakan kepada Axios bahwa Trump “benar-benar hawkish” terkait Venezuela.
Axios, mengutip pejabat senior dari pemerintahan Trump menambahkan, bahwa tidak ada tanda-tanda Washington benar-benar berencana untuk menginvasi Venezuela, karena Trump hanya ingin mempercepat perubahan rezim di negara Amerika Latin itu karena alasan ekonomi dan diplomatik.
Rabu lalu, konflik antara pemerintah dan oposisi di Venezuela meningkat ketika ketua Majelis Nasional, Juan Guaido, menyatakan dirinya sebagai presiden sementara negara dalam suatu langkah yang telah diakui oleh Amerika Serikat, Kanada, dan sejumlah negara lain. .
Maduro menuduh Washington mengatur kudeta di negara Amerika Latin itu dan mengatakan bahwa Caracas memutuskan hubungan diplomatik dengan Washington.
Hubungan Amerika-Venezuela telah lama tegang dan Trump pada bulan Agustus 2017 mengatakan dia tidak mengesampingkan “opsi militer” untuk mengakhiri kekacauan di Venezuela.
