Perusahaan NORINCO (North Industries Group Corporation Limited) China meluncurkan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau drone pengintaian baru bertenaga turbojet yang disebut Sky Saker FX500.
Drone ditampilan di ShieldAfrica 2019, Pameran Pertahanan dan Keamanan Internasional di Abidjan Côte d’Ivoire. Desain UAV baru ini terlihat sangat mirip dengan Predator C Amerika.
Sebagaimana dilaporkan Pakistan Defense 26 Januari 2019, Sistem Sky Saker FX500 buatan China mengadopsi platform UAV kecepatan tinggi dengan RCS (Radar Cross-Section) rendah.
Kendaraan dilengkapi dengan sistem navigasi gabungan GPS dan INS, laser illuminator dan dapat membawa peralatan misi udara seperti peralatan pengintaian multi-purpose optoelektronik, radar aperture sintetis dan kamera digital, dan sebagainya sesuai kebutuhan.
Sebagai platform udara terbang tinggi dan kecepatan tinggi serta kinerja siluman, Sky Saker FX5OO memiliki keunggulan signifikan dalam efisiensi dan mencakup area misi pengintaian, penetrasi medan perang, dan kemampuan bertahan di medan perang dibandingkan dengan kendaraan pengintai darat tradisional dan UAV pengintaian kecepatan rendah.
Drone ini sangat cocok untuk pengintaian awal & survey target utama, lokasi target, target tembakan artileri , penilaian kerusakan, dll.
FX500 juga mengadopsi desain siluman dengan RCS kecil yang secara efektif dapat mengurangi probabilitas deteksi oleh radar musuh dan menghindari sebagian besar tembakan pertahanan udara, sehingga menampilkan kemampuan bertahan yang kuat.
Sky Saker FX500 memiliki kapasitas muatan 50 kg dan daya tahan dua jam. Sky Saker FX500 dapat terbang dengan kecepatan maksimum 800 km / jam dan dapat melakukan penetrasi pada ketinggian hingga 9.000 m.
Jika dilihat dari desainnya, Sky Saker FX500 mirip dengan Predator C yang dikenal sebagai Avenger dan melakukan penerbangan pertama pada 27 Oktober 2016 lalu.
Badan pesawat yang lebih besar menjadikan drone mampu membawa bahan bakar yang lebih banyak hingga memungkinkan untuk memiliki jangkauan yang lebih jauh. Avenger memiliki kemampuan terbang 20 jam atau, empat jam lebih besar dibandingkan Predator C.
Tidak seperti produk lainnya GA-ASI, Predator C adalah drone bertenaga jet. Model baru memiliki lebar sayap 76 kaki, sedangkan model asli memiliki lebar sayap 66 kaki.
Predator C ER (Extended Range) dapat membawa tambahan 2.220 pon bahan bakar. Inisial ER berdiri untuk berbagai diperpanjang. Pesawat ini dapat membawa bom JDAM, rudal Hellfire dan sensor untuk mengumpulkan intelijen.