Amerika Serikat mengisyaratkan pihaknya siap untuk meningkatkan langkah-langkah ekonomi untuk mencoba mengusir Presiden Venezuela Nicolas Maduro dari kursi kekuasaan. Pernyataan itu keluar di tengah tekad Rusia untuk mendukung sekutunya di Amerika Selatan tersebut.
Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo pada Sabtu 26 Januari 2019 mengatakan akan mendesak anggota Dewan Keamanan PBB untuk mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido yang memproklamasikan diri sebagai presiden sementara Venezuela. Washington meminta pertemuan dewan yang beranggotakan 15 negara itu.
Pompeo akan didampingi oleh mantan diplomat Amerika Elliott Abrams untuk memimpin upaya Amerika di Venezuela. Abrams adalah seorang neokonservatif yang telah lama mengadvokasi peran aktivis Amerika di dunia.
Rusia sebagiamana dilaporkan Reuters menentang upaya Amerika dan menuduh Washington mendukung upaya kudeta, menempatkan Venezuela di jantung duel geopolitik yang terus berkembang.
Maduro pada hari Rabu mengusir diplomat Amerika agar meninggalkan Venezuela dalam waktu 72 jam. Pada hari Jumat, beberapa diplomat Amerika meninggalkan kedutaan Amerika di Caracas dalam konvoi kendaraan dengan pengawalan polisi dalam perjalanan ke bandara.
Pemimpin kelompok hak asasi manusia Michelle Bachelet pada hari Jumat meminta penyelidikan atas dugaan penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh pasukan keamanan Venezuela terhadap demonstran anti-Maduro dalam beberapa hari terakhir. Dia menambahkan “sangat prihatin” bahwa situasinya dapat dengan cepat lepas kendali.
Guaido, yang telah menggembleng oposisi Venezuela, menyatakan dirinya sebagai presiden sementara pada hari Rabu selama pawai ratusan ribu di Caracas. Dia sedang mempertimbangkan membuat permintaan dana dari lembaga internasional termasuk Dana Moneter Internasional.
Namun, dia masih tidak memiliki kendali atas negara dan militer Venezuela, yang sejauh ini tetap loyal kepada Maduro meskipun ada krisis ekonomi dan politik dalam yang telah memicu migrasi massal, dengan inflasi yang diperkirakan meningkat hingga 10 juta persen tahun ini.
Guaido telah menjanjikan amnesti di masa depan kepada anggota militer jika mereka menolak Maduro, meminta tentara untuk “menempatkan diri mereka di sisi konstitusi.”
Sebagian besar negara Amerika Latin telah bergabung dengan Amerika Serikat untuk mendukung Guaido, meskipun pemerintah kiri Meksiko mengatakan tidak akan memihak. Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan pemerintahannya akan bersedia untuk menengahi.
Guaido mengatakan dia akan menolak negosiasi apa pun tanpa kepergian Maduro, pembentukan pemerintahan transisi, dan pemilihan bebas untuk memilih presiden baru.
“Tidak ada yang mau dialog palsu. Satu-satunya hal yang ingin kami negosiasikan adalah berakhirnya perebutan kekuasaan,” katanya kepada kerumunan yang berkumpul di sebuah plaza di distrik Chacao di Caracas yang menjadi pusat kubu oposisi.
Untuk meningkatkan tekanan pada Maduro, yang memulai masa jabatan kedua pada 10 Januari setelah pemilihan umum tahun lalu Amerika Serikat berusaha untuk memotong dana untuk pemerintahannya dan sedang mempertimbangkan untuk memasukkan sanksi baru, termasuk pada sektor minyak vital.