Korea Selatan menuduh pesawat patroli Jepang melakukan intimidasi dengan terbang rendah tepat di atas kapal perang mereka di perairan lepas pantai barat daya semenanjung Korea Rabu 23 Januari 2019.
“Penerbangan ketinggian rendah hari ini adalah provokasi yang jelas terhadap kapal negara sahabat, dan kami tidak bisa tidak meragukan niat Jepang dan sangat mengutuknya,” kata Jenderal Suh Wook, dari Kepala Staf Gabungan Korea Selatan kepada wartawan.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan pihaknya memanggil pejabat pertahanan dari kedutaan Jepang untuk mengajukan protes.
“Jika perilaku ini diulangi lagi, kami akan merespons dengan tegas sesuai dengan aturan perilaku militer kami,” kata Suh.
Juru bicara pemerintah dan pasukan pertahanan Jepang tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. Kantor berita Korea Selatan Yonhap mengutip sekretaris kabinet Jepang, Yoshihide Suga, mengatakan dia sudah mengetahui pengumuman Korea Selatan dan menurutnya penting bagi kedua negara untuk memelihara komunikasi.
Kedua sekutu Amerika berbagi sejarah pahit terkait penjajahan Jepang di semenanjung Korea tahun1910-1945 dan penggunaan wanita penghiburdi masa perang. Sejarah masa lalu telah lama menjadi batu sandungan bagi hubungan antara kedua negara bertetangga tersebut memicu kekhawatiran tentang upaya regional untuk mengendalikan program nuklir Korea Utara.
Pada Desember 2018 lalu juga terjadi ketegangan ketika Jepang menuduh kapal perusak Korea Selatan mengunci pesawat pengintai mereka dengan radar penargetan. Korea Selatan membantah tuduhan tersebut.
Suh mengatakan ada dua penerbangan lain oleh pesawat Jepang di dekat kapal Korea Selatan sejak Jumat, yang mendorong permintaan Korea Selatan ke Jepang untuk mengatasi insiden semacam itu. Pejabat pertahanan dari kedua pihak telah bertemu tetapi Jepang telah memutuskan untuk menghentikan pembicaraan.