Rusia meningkatkan beberapa Tu-22M Backfire milik mereka dengan mesin dan senjata baru, yang berpotensi meningkatkan kemampuan pembom ini untuk menyerang kelompok-kelompok kapal induk Amerika.
“Selama Perang Dingin, bomber Backfire Soviet mewakili salah satu ancaman paling serius terhadap kelompok tempur kapal induk Angkatan Laut Amerika,” kata Mark Schneider, seorang analis di National Institute for Public Policy, dalam tulisnnya di Proceedings, journal milik U.S. Naval Institute.
Institut Nasional untuk Kebijakan Publik, menulis dalam Prosiding, jurnal profesional dari Institut Angkatan Laut Amerika.
“Backfire versi Rusia yang ditingkatkan baru-baru ini, Tu-22M3M, mewakili kemampuan yang ditingkatkan di hampir setiap bidang kecuali kemampuan siluman,” kata Schneider.
Sebanyak 30 dari 67 Tu-22M3 Rusia akan menerima peningkatan dan memasuki layanan mulai tahun 2021.
Mengutip sejumlah data dari media Rusia Schneider mengatakan upgrade M3M menambah mesin dan senjata baru hingga sangat memperluas jangkauan serangan bomber sayap ayun tersebut.
“Pembom Backfire secara rutin terbang lebih dari 3.100 mil untuk menyerang sasaran di Suriah,” tulis Schneider.
“Tu-22M3M seharusnya memiliki kemampuan terbang yang lebih jauh karena TASS melaporkan mesin NK-32-02 yang baru sama dengan yang digunakan pada bomber Tu-160M2 baru, yang menurut wakil menteri pertahanan Rusia Yury Borisov akan meningkatkan jangkauannya sekitar 600 mil . ”
Daya tahan terbang 3.700 mil, yang secara kasar diterjemahkan menjadi kisaran 1.850 mil (karena harus pulang pergi), dapat memungkinkan Backfire yang ditingkatkan untuk menyerang target di Atlantik tengah. Dengan senjata baru, Tu-22M3M yang dapat terbang lebih jauh dapat menimbulkan ancaman baru bagi kapal-kapal Amerika dan target lainnya.
“Peningkatan senjata Backfire cukup mengesankan, meningkatkan kemampuan pembom terhadap target darat dan kapal permukaan,” catat Schneider.
“Selain rudal serangan darat baru [Kh-101 dan Kh-555], dilaporkan akan ada setidaknya dua rudal berkecepatan hipersonik (nuklir dan konvensional) dengankemampuan serangan darat dan anti-kapal. ”
“Ini penting,” kata Schneider, “karena Departemen Pertahanan [Amerika ] mengatakan Amerika Serikat saat ini tidak memiliki pertahanan terhadap rudal hipersonik.”
Tetapi Schneider juga mengatakan ada alasan untuk skeptis terhadap kemampuan M3M yang diklaim. Hal yang harus diingat, menurutnya, pengamat kerap melebih-lebihkan ketahanan Backfire. Yang paling terkenal, pada 1970-an Angkatan Udara Amerika mengasumsikan Tu-22M adalah pembom antarbenua yang mampu menyerang Amerika Serikat dari pangkalan-pangkalan di Rusia dengan jarak lebih dari 4.000 mil, yang berarti pesawat bisa menempuh perjalanan pulang pergi sejauh 8.000 mil.
Jurnalis Bill Sweetman membuktikan bahwa Angkatan Udara salah dengan memperkirakan dimensi Backfire dan menghitung berapa banyak bahan bakar yang bisa dibawanya.
“Semua orang berpikir itu setara dengan Rockwell B-1 Angkatan Udara Amerika dan memiliki jangkauan yang sama [sekitar 6.000 mil tanpa pengisian bahan bakar],” Sweetman menulis beberapa dekade kemudian.
“Tetapi berdasarkan pada data dan fakta Backfire hanya memiliki ruang untuk sekitar 50 ton bahan bakar, sekitar dua pertiga dari apa yang dipikirkan semua orang.”
Rusia kemudian mengkonfirmasikan kesimpulan Sweetman bahwa Backfire bukanlah pembom strategis jarak jauh, tetapi pembom menengah yang misi utamanya adalah melemparkan rudal ke kapal perang Amerika di Atlantik timur.
NATO pada masa lalu secara rutin menempatkan jet tempur di Islandia untuk mencegat Backfire dan pembom lainnya yang terbang menuju Atlantik dari pangkalan di Rusia utara. Kota Murmansk di Rusia utara terletak 1.500 mil dari ibukota Islandia, Reykjavik. Pada tahun 2006, militer Amerika akhirnya mengakhiri pengerahan pasukan tempur ke Islandia.
Peningkatan terbaru mungkin memperluas jangkauan Backfire, tetapi mungkin tidak banyak. Serabgab bomber ini ke Suriah mungkin memberikan kesan yang salah tentang ketahanannya. Ada laporan bahwa beberapa Tu-22M diterbangkan dari pangkalan udara Iran untuk misi mereka di Suriah. Hanya 870 mil dari Teheran ke Damaskus.
Tu-22M3 memiliki probe untuk pengisian bahan bakar di udara, berpotensi untuk mengisi tangki bahan bakarnya beberapa kali selama satu misi tunggal. Pesawat pengebom B-1, B-2, dan B-52 milik Angkatan Udara AS secara rutin mengisi bahan bakar beberapa kali untuk menyerang sasaran di Timur Tengah dari pangkalan mereka di Amerika Serikat bagian tengah.
Tetapi militer Amerika mengoperasikan lebih dari 500 tanker udara. Militer Rusia hanya memiliki 18 tanker Il-78. Serangan jarak jauh dengan satu Backfire bisa membutuhkan seluruh armada tanker Kremlin.