Rudal jelajah 9M729 telah menjadi sumber konflik antara Rusia dan NATO karena disebut melanggar perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF). Amerika menyebut rudal yang oleh NATO disebut sebagai SSC-8 melanggar batasan jarak rudal darat ke drat yang diputuskan dalam INF.
Perjanjian INF ditandatangani oleh Uni Soviet dan AS pada tahun 1987 dan mewajibkan penghancuran semua rudal balistik darat ke darat dan peluncurnya dengan jangkauan antara 500 dan 5.000 kilometer.
Moskow telah membantah tegas tuduhan tersebut bahkan untuk membuktikannya Kementerian Pertahanan Rusia mengundang atase militer dari berbagai dunia untuk mempresentasikan kemampuan sebenarnya dari rudal itu.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan rudal 9M729 dikembangkan dari 9M728 yang ditembakkan dari peluncur Iskander-M. Tetapi meski pengembangan, jarak maksimum yang bisa ditempuh justru turun 10 km yakni jarak 480 km. Sedangkan jarak minimalnya 50 km.
Penurunan jarak karena hulu ledak yang semakin berat. Sementara fokus peningkatan pada sistem panduan rudal.
Pertanyaannya, bagaimana jika SSC-8 memang melanggar perjanjian INF dengan memiliki rentang 500-2000 km? Jika itu terjadi maka negara-negara Eropa memang layak khawatir karena Rusia bisa menjangkau wilayah mereka dengan rudal nuklir yang diluncurkan dalam waktu cepat. SSC-8 ditembakkan dengan peluncur yang dimodifikasi dari Iskander-M yang berkarakter mobile.
Peluncuran rudal nuklir dengan cepat akan menjadikan waktu yang sangat sempit bagi negara-negara untuk mendeteksi sekaligus meluncurkan responsnya. Dalam kasus serangan nuklir, bahkan dalam hitungan menit akan sangat menentukan.
Lantas negara-negara mana yang masuk dalam jangkauan rudal 9M729? Grafis berikut bisa memberi gambaran: