Sudah ratusan tahun ranjau darat menjadi senjata yang terbukti efektif dan juga murahuntuk menjebak sekaligus membunuh lawan.
Mereka mudah untuk ditempatkan dan sulit untuk dikalahkan serta membatasi kemampuan musuh untuk manuver. Tapi sejumlah negara telah menandatangani perjanjian untuk melarang penggunaannya.
Alasannya ranjau akan menimbulkan bahaya permanen bagi warga sipil yang harus hidup dan bekerja di dekat bekas zona konflik.
Tetapi pada masa lalu ribuan ranjau telah ditanam di sejumlah negara yang terus memunculkan bahaya hingga sekarang. Dan berikut adalah lima negara yang memiliki ladang ranjau yang paling mematikan.
Afghanistan
Setelah puluhan tahun perang, Afghanistan memiliki banyak area yang menjadi ladang ribuan ranjau dan bom terbesar di dunia.
Negara ini juga tempat korban tertinggi akibat ranjau dengan 383 orang tewas dan 665 luka-luka hingga 2013. Diperkirakan bahwa ada hingga 10 juta ranjau darat di negara ini.
Irak
Irak diduga menjadi salah satu negara yang paling banyak memiliki ranjau darat di tanahnya sejak tahun 2014, dan situasi semakin parah sejak itu. Upaya penghapusan ranjau sangat sulit karena konflik terus berkecamuk termasuk munculnya ISIS. Belum ada data resmi berapa ranjau yang ditanam di negara ini.
Bosnia and Herzegovina
Pada akhir 2013, Bosnia dan Herzegovina telah melaporkan bahwa daerah seluas 1.216 kilometer persegi telah terkontaminasi dengan ranjau yang sebagian besar ditanam pada 1992-1995 ketika pecahnya Yugoslavia.
Upaya menghilangkan ranjau-ranjau ini telah terhambat oleh banjir 2014 yang menggeser banyak ranjau ke daerah-daerah yang telah dibersihkan.
Kamboja
Kamboja masih menjadi negara dengan konsentrasi ranjau cukup padat terutama ranjau K5 di perbatasan dengan Thailand.
Sudah ada 22 orang tewas dan 89 terluka oleh ranjau dan senjata artileri yang tidak meledak pada 2013 meskipun operasi pembersihan ranjau telah dibersihkan.
Turki
Pasukan Turki meletakkan banyak ranjau ketika konflik dari tahun 1970 hingga 1990-an. Saat ini diperkirakan ada satu juta ranjau di perbatasan dengan Suriah dan kemungkinan semakin bertambah setelah ada kelompok ISIS yang juga menggunakan senjata tersebut.
