Berbicara soal menghancurkan target darat dari udara, Rudal Brimstone akan menjadi salah satu alat yang cukup efektif. Senjata ini telah terbukti di sejumlah medan perang.
Brimstone juga menjadi senjata yang diandalkan Inggris untuk menggempur sejumlah target ISIS di Irak dan Suriah. Rudal ini pertama diterjunkan pada 2008 dan telah digunakan selama operasi di Afghanistan.
Dengan hulu ledak dari 9 kg dan dan jarak tembak 7,5 mil, Brimstone adalah rudal rudal anti-armor yang dioptimalkan untuk target bergerak cepat. Rudal ini dikembangkan dari rudal AGM-114 Hellfire alias Api Neraka dan dapat digunakan pada jet cepat, helikopter dan UAV.
Mereka menggunakan radar pencari gelombang milimeter (MMW) dengan laser semi aktif (SAL) yang memungkinkan bimbingan akhir untuk target dengan platform peluncuran atau pesawat lain, dan sangat cocok untuk menghancurkan kendaraan dengan risiko kerusakan jaminan yang sangat rendah.
Akurasi senjata ini sekitar 1-2 meter. Itulah mengapa peluru kendali kecil ini telah menjadi senjata RAF pilihan sejak Perang di Libya pada tahun 2011.
Inggris kemudian mengembangkan varian Brimstone 2 yang disebut-sebut akan menjadi rudal paling mematikan dan paling akurat yang pernah dibangun. Rudal udara ke permukaan dengan panjang 1,8 meter juga akan menjadi rudal paling berbahaya sekaligus paling ‘aman’ di dunia.
Rudal ini memiliki jangkauan sekitar 14 mil dan dapat menghancurkan tank atau membunuh orang sementara orang yang berdiri beberapa kaki di dekat target utama tidak akan cedera. Rudal inilah yang diluncurkan oleh pilot Tornado Inggris di Irak dan Suriah.
Brimstone disebut-sebut dapat membunuh seseorang dalam sebuah mobil yang diparkir di luar rumah dan hanya beberapa jendela dari rumah itu yang rusak. Brimstone 2 memiliki pukulan berat yang sama seperti pendahulunya, tetapi dapat diluncurkan dari sekitar dua kali lebih jauh.
Pendahulu Brimstone 2 bisa diluncurkan dari jarak tujuh mil dan ketinggian 20.000 kaki dari Tornado, meskipun juga dapat ditembakkan dari helikopter Apache. Tapi versi baru dianggap mampu memukul target 14 mil jauhnya.
Angkatan Udara Inggris sempat dibiking repot ketika Tornado harus segera pensiun karena Eurofighter Typhoon tidak bisa membawa rudal ini. Berbeda dengan Tornado yang mengemban misi serangan darat, Typhoon memang jet tempur superioritas udara. Hal ini menjadikan pensiun Tornado harus tertunda.
Untuk membuat Typhoon bisa benar-benar mengisi celah yang ditinggalkan Tornado, BAE Systems kemudian ditunjuk untuk mengembangkan Centurion Project yang bertujuan mengintegrasikan sejumlah rudal penting ke Typhoon termasuk Brimstone.
Bagaimana rudal itu bekerja? Grafis berikut bisa memberikan gambaran lebih rinci