Selama dua hari berturut-turut, Israel melakukan serangan terhadap sejumlah target di Suriah. Menurut militer Rusia pertahanan udara Suriah berhasil menghancurkan lebih dari 30 rudal jelajah dan bom dipandu serta memukul mundur serangan Israel.
“Pada 21 Januari 2019 dari 2:11 hingga 2:59 Pasukan Pertahanan Israel melakukan tiga serangan udara di wilayah Suriah dari barat, barat daya dan selatan,” kata pusat kontrol pertahanan Rusia Senin 21 Januari 2019.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia sebagaimana dilaporkan Sputnik, serangan Israel menewaskan empat pasukan Suriah dan melukai enam lainnya. Selain itu, serangan udara telah merusak sebagian infrastruktur bandara internasional Damaskus.
Tak lama setelah itu, Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Jonathan Conricus mengatakan mereka telah menggunakan saluran komunikasi dengan militer Rusia selama serangan udara di Suriah.
Pengumuman itu muncul tak lama setelah layanan pers pasukan pertahanan Israel mengumumkan bahwa mereka telah menargetkan fasilitas militer Pasukan Quds Iran di Suriah, termasuk depot senjata, terutama di area Bandara Internasional Damaskus, pusat intelijen Iran dan kamp pelatihan Iran.
Israel menegaskan serangan dilakukan menanggapi serangan rudal di Dataran Tinggi Golan. Menurut IDF, selama serangan itu, puluhan rudal anti-pesawat Suriah ditembakkan, meskipun ada peringatan tegas dari Israel agar jangan mengadang serangan yang dilakukan pada target Iran.
Israel pada Senin juga melakukan serangan di selatan Suriah dari Laut Mediterania setelah sebuah roket menyerang Dataran Tinggi Golan utara yang dicegat oleh Sistem Pertahanan Iron Dome.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa serangkaian serangan udara di bandara Damaskus pada hari Minggu sejalan dengan kebijakan Israel untuk menentang upaya Iran mendapatkan pijakan di Suriah.
Israel telah berulang kali menuduh Iran memiliki kehadiran militer di Suriah, serta berupaya membangun pangkalan di sana. Namun, Teheran membantah klaim itu dan bersikeras bahwa kehadiran militer di negara itu terbatas pada pengiriman penasihat militer atas permintaan Damaskus untuk membantu memerangi teroris.
Tel Aviv dan Damaskus yang tidak pernah menandatangani perjanjian perdamaian dan masih tetap dalam keadaan perang, telah berulang kali bertukar serangan di wilayah perbatasan, termasuk di wilayah sengketa Dataran Tinggi Golan, yang telah diduduki Israel sejak 1967 dan secara resmi dianeksasi 14 tahun kemudian.
PBB telah berulang kali mengadopsi resolusi yang mengecam aneksasi dan menyerukan Israel untuk mengembalikan wilayah itu ke Suriah. Namun Tel Aviv bersikeras bahwa permintaan itu adalah sesuatu yang tidak akan pernah dilakukan Israel.