Sebuah buku dari seorang whistleblower nuklir memiliki klaim yang mencengangkan yakni Angkatan Udara Amerika pernah memiliki rencana untuk menghentikan rotasi bumi dengan seribu roket dengan tujuan agar rudal nuklir Soviet salah sasaran.
Rencana pertahanan rudal yang disebut sebagai Wile E. Coyote ini memang gila meski secara teori bisa dilakukan.
Klaim itu disampaikan Daniel Ellsberg yang bekerja untuk RAND dari 1960 hingga 1970 dan mengatakan dia melihat rencana itu sebelum dia meninggalkan perusahaan tersebut. Pada dasarnya cara ini dilakukan dengan menggunakan 1.000 mesin roket diletakkan secara horizontal di permukaan bumi yang akan ditembakkan ketika rudal sedang terbang menuju Amerika. Sayangnya klaimnya tidak memiliki bukti karena dia mengatakan dokumen yang dia curi hilang.
Sebagaimana ditulis We Are the Mighty Jumat 18 Januari 2019, rencananya masih berada pada tahap awal ketika Ellsberg melihatnya, dan tampaknya tidak pernah ke mana-mana.
Tetapi, dalam arti yang paling terbatas, sains memang bekerja. Sebelum rudal jelajah menjadi sangat populer, hampir semua ancaman nuklir terbatas pada rudal balistik dan pembom. Ketika bicara soal rudal balistik, mereka tidak bisa mengubah target dalam penerbangan karena hanya menggunakan panduan inersia.
Jadi bayangkan jika Anda menembakkan panah ke target yang bergerak dan kemudian seseorang menghentikan target saat panah itu sudah dalam penerbangan maka kemungkinan meleset memang besar.
Sebatas itu masih bisa diterima, tetapi sisanya jelas sesuatu yang membuat orang pusing memikirkannya. Sulit untuk menjelaskan secara rinci, tetapi gampangnya mesin roket yang dinyalakan bersama-sama akan melawan rotasi bumi.

Tetapi bahkan dengan seribu roket paling kuat Amerika digunakan untuk mendorong sekaligus, kemungkinan kota-kota Amerika tetap akan berada di tempat. Seorang YouTuber yang menyambungkan angka-angka ke dalam beberapa simulasi menemukan bahwa rotasi hanya akan cukup lambat untuk menggeser posisi target begitu kecil sehingga Anda bahkan tidak bisa mengukurnya dengan alat konvensional.
Dengan teori ini rudal hanya akan meleset beberapa atom saja. Tidak cukup untuk menyelamatkan apapun.
Fakta lain, bahkan jika roket akhirnya mampu memperlambat rotasi ratusan meter atau bahkan beberapa mil, itu hanya akan menggeser rasa sakit. Rudal nuklir tetap akan menghancurkan titik yang jadi target awal
Mari kita menggunakan gambaran lebih jelas. Rudal balistik yang datang dari Rusia akan membutuhkan waktu sekitar 30 menit sejak peluncuran untuk memberi dampak, tetapi Amerika tidak akan tahu rudal itu dalam penerbangan untuk beberapa menit pertama.
Jadi, jika kita memberi roket waktu 20 menit untuk menggeser rotasi planet 11 mil, jarak yang diperlukan untuk menjaga rudal yang ditujukan ke Washington DC bagian barat agar tidak mengenai kota, roket harus memperlambat rotasi planet sebesar 33 mil per jam untuk itu seluruh 20 menit. Tapi nuklir masih akan menghantam pinggiran kota.
Bayangkan sebuah mobil mempercepat mobil hingga 33 mph secepat mungkin, mengendarainya selama 20 menit, dan kemudian berhenti secara mendadak. Yang terjadi adalah guncangan hebat yang menghancurkan.
Sementara ini adalah bumi yang berhenti berputar. Setiap manusia, bangunan, hewan, dan tetesan air di dunia akan mengalami pelambatan ini sekaligus, bukan hanya titik yang ditargetkan oleh rudal. Tetapi tidak semua lempeng tektonik akan mengalaminya persis sama. Dengan asumsi semua roket akan ditempatkan di Amerika, Lempeng Amerika Utara akan menanggung semua tekanan.
Di mana lempeng itu berbatasan dengan lempeng tektonik lainnya, ini tentunya akan menciptakan gempa bumi hampir di seluruh dunia. Jadi memang benar-benar rencana konyol.