Payung Udara Suriah Kembali Hadapi Gempuran Israel
Serangan rudal ke Suriah / Twitter

Payung Udara Suriah Kembali Hadapi Gempuran Israel

Serangan udara Israel kembali dilaporkan menyasar sejumlah wilayah di Suriah Minggu 20 Januari 2019 memaksa sistem pertahanan udara negara tersebut harus bekerja keras.

Sebuah sumber militer Suriah mengatakan sistem pertahanan udara di wilayah selatan negara itu telah berhasil memukul mundur serangan udara Israel, mencegah para penyerang mencapai tujuan mereka.

“Sistem pertahanan udara kami telah memukul mundur serangan udara Israel di wilayah selatan. Semua rudal telah dicegat, tak satu pun dari mereka mencapai sasaran,” kata sumber militer Suriah kepada Sputnik.

Sebelumnya, saluran televisi Suriah Ikhbariya melaporkan bahwa baterai pertahanan udara telah menembak jatuh lima rudal di area Bandara Internasional Damaskus.

Pada Minggu pagi, Kantor Berita Arab Suriah melaporkan bahwa sebuah ledakan terjadi di jalan raya di pinggiran Damaskus, dengan laporan awal menunjukkan bahwa itu mungkin merupakan “aksi teroris.” Masih belum jelas apakah kedua insiden itu terhubung.

Ini adalah serangan kedua yang dilaporkan menyasar bandara dalam seminggu. Dalam serangan terpisah pada malam 11-12 Januari, pesawat-pesawat tempur Israel menembakkan rudal ke sasaran di bandara, dengan sebagian besar proyektil mencapai sasaran.

Israel mengatakan berhasil menghancurkan gudan senjata milik Iran yang ada di Bandara Internasional Damaskus

Kementerian Transportasi Suriah kemudian melaporkan bahwa serangan juga merusak beberapa bangunan, termasuk hanggar perbaikan pesawat, dan menghantam beberapa pesawat yang diparkir. Jika mengacu pada keterangan ini maka jelas cukup banyak rudal yang lolos dari sistem pertahanan udara Suriah.

Israel melanjutkan serangan udara terhadap Suriah setelah hampir tiga bulan absen. Israel sempat menghentikan operasi setelah sistem pertahanan udara Suriah menembak jatuh pesawat Rusia yang membawa 15 prajurit. Moskwo menyalahkan Israel karena dengan sengaja menjadikan pesawat mereka sebagai tameng.

Sebagai tanggapan Rusia akhirnya mengirimkan sistem pertahanan udara S-300 yang dibeli Suriah dan lama tertunda.  Namun ternyata keberadaan S-300 belum membuat Israel menghentikan serangan.