Jadi Ini Alasan Kenapa India Memilih Rafale daripada Su-30

Jadi Ini Alasan Kenapa India Memilih Rafale daripada Su-30

Angkatan Udara India mendapat kritikan dari berbagai pihak terkait keputusannya untuk membeli jet tempur Rafale dari Prancis dengan mengatakan lebih baik menambah produksi Su-30MKI. Tetapi ternyata ada alasan penting yang membuat Angkatan Udara ngotot dengan keputusannya tersebut.

Sumber di Angkatan Udara India (IAF) mengatakan salah satu alasan kenapa mereka memilih Rafale karena kemampuan jet tempur buatan Dassault tersebut. Menurutnya kisaran Rafale bisa mencapai 2,5 lebih jauh dibandingkan Su-30.

“Kemampuan operasional Sukhoi-30 dalam hal kemampuan dan jangkauan jauh lebih unggul daripada MiG-29 sedangkan kisaran Rafale adalah 2,5 kali dari Su-30MKI dalam peran yang sama,” kata sumber top IAF sebagaimana dilaporkan Business Standard 15 Januari 2019.

Ketika ditanya tentang kritik bahwa Angkatan Udara seharusnya membeli lebih banyak Sukhoi-30 daripada mendapatkan 36 pesawat tempur Rafale untuk memenuhi persyaratan jet tempur multi-perannya dia mengatakan dua pesawat memiliki karakter yang berbeda.

“Sukhoi-30, MiG-29 dan Mirage-2000 bukan MMRCA [Medium Multi-Role Combat Aircraft]. Tidak ada satupun yang memenuhi persyaratan kualifikasi  Angkatan Udara India yang ditentukan untuk MMRCA pada 2007 untuk persyaratan 126 jet tempur,” kata sumber tersebut. .

Menjelaskan kemampuan tempur dan jangkauan Rafale dibandingkan dengan Sukhoi-30, sumber-sumber lain mengatakan Angkatan Udara telah menerbangkan pesawat-pesawat Rusia melintasi panjang dan luas negara dalam sekali jalan dan jangkauan Rafale adalah 2,5 kali lebih jauh daripada Sukhoi.

Selama Latihan Gaganshakti, misalnya, Angkatan Udara telah melakukan simulasi serangan mendadak jarak jauh dengan Sukhoi-30 yang berlangsung selama lebih dari sembilan jam. Maka Rafale bisa jauh lebih lama lagi.

SU-30MKI india

Selain itu Meteor yang akan melengkapi Rafale adalah rudal yang sangat mampu dengan jangkauan lebih dari 150 kilometer dan telah terintegrasi pada Gripen dan jet tempur Eurofighter.

Pemerintah Narendra Modi menandatangani kesepakatan untuk 36 pesawat tempur Rafale pada September 2016.

Kongres telah mempertanyakan kesepakatan dan pemberian kontrak kepada Reliance yang dipimpin Anil Ambani,  tetapi pemerintah India, Prancis dan Dassault Aviation telah membela kesepakatan itu dengan mengatakan tidak ada kesalahan dalam pengadaan.

Pemerintah telah menyatakan di Parlemen bahwa pengadaan dilakukan untuk memenuhi persyaratan darurat Angkatan Udara India karena jumlah skuadron pesawat tempur semakin berkurang.