Site icon

Sepertiga Pesawat Angkatan Udara Inggris Tidak Dapat Terbang

Tornado Inggris / Creative Commons.

Inggris menjadi negara dengan kekuatan militer yang kuat, tetapi situasi sekarang justru menggambarkan kondisi memprihatinkan, terutama yang dialami oleh Royal Air Force (RAF) atau Angkatan Udara Inggris.

Daily Mirror dalam laporannya awal 2019 menyebutkan sepertiga pesawat militer Inggris tidak tersedia untuk terbang.

“Angka-angka yang digali oleh para pegiat kebebasan informasi menunjukkan 142 dari 434 pesawat angkatan udara telah dikesampingkan,” tulis media Inggris tersebut.

Beberapa pesawat dan helikopter telah berada dalam status penyimpanan atau mothballed, sementara yang lain harus menjalani pemeliharaan besar. Hampir semua pesawat menghadapi masalah termasuk ejt tempur Eurofighter Typhoon.

“Petinggi militer mengungkapkan 55 dari 156 jet Typhoon berada dalam perawatan  dan tidak siap untuk dikerahkan pada operasi,” kata Mirror. Bahkan pesawat yang tersedia untuk operasi, turun status sebagai “pesawat tidak beroperasi jangka pendek.”

Selain Typhoon lima dari 20 pesawat angkut Atlas A400M berada dalam perawatan, meskipun yang pertama dari pesawat in baru dikirimkan pada tahun 2014.

Hampir setengah dari pelatih jet RAF juga tidak beroperasi. “Sekitar 44 dari 81 jet Hawk T1 yang digunakan oleh pilot latih dan Red Arrows [tim aerobatik RAF]  berada dalam penyimpanan atau pemeliharaan,” kata Mirror.

Armada pesawat radar dan pengintai Royal Air Force (RAF) juga sangat terpukul.  Tiga dari enam pesawat radar dan kontrol udara E-3D Sentry tidak dalam status terbang. Selain itu hanya tiga dari lima pesawat pengintai Sentinel R1 yang beroperasi, bersama dengan hanya empat pesawat King Air 350.

Armada helikopter Inggris tidak jauh lebih baik. Dari 60 helikopter Chinook, 19 tidak bisa terbang, sementara hanya tujuh dari 23 helikopter yang beroperasi.

“Satu-satunya jenis pesawat yang seluruhnya bisa beroperasi adalah empat pesawat BAe 146 RAF  yang digunakan oleh Keluarga Kerajaan dan menteri senior, termasuk Theresa May, untuk perjalanan jarak pendek  dan jet F35-B Lightning II, pesawat tempur siluman terbaru,” tulis Mirror.

Militer Inggris juga terganggu oleh masalah peralatan lain, termasuk kapal perusak Type 45 yang menghabiskan sebagian besar waktu mereka di pelabuhan setelah mogok selama operasi di Teluk Persia.  Auditor pemerintah  telah memperingatkan bahwa negara itu tidak mampu membeli daftar belanja terbaru militer, yang meliputi kapal selam nuklir, kendaraan lapis baja dan jet F-35.

Namun militer Inggris mengatakan adalah hal yang normal pesawat digrounded untuk pemeliharaan. “Pesawat militer modern adalah mesin yang sangat kompleks yang membutuhkan manajemen dan pemeliharaan yang cermat untuk memastikan mereka layak  digunakan dan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi tugas,” kata juru bicara RAF.

Faktanya bahwa Inggris bukan satu-satunya negara yang menghadapi masalah perawatan pesawat.  Bahkan Amerika juga mengalaminya dengan banyaknya pesawat termasuk F-22 dan B-52 yang sangat rendah tingkat ketersediaanya. Pada awal 2019 ini juga dilaporkan sebagian besar jet tempur Typhoon Jerman tidak layak.

Exit mobile version