Prancis memperkuat armada udaranya dengan memesan 28 pesawat tempur Rafale yang ditingkatkan dalam konfigurasi F4.
Pemerintah Prancis pada Senin 14 Januari 2019 menandatangani kontrak senilai US$2,3 miliar atau sekitar Rp32,5 triliun untuk membeli 28 jet tempur yang dibangun Dassault tersebut. Dengan jumlah tersebut berarti satu pesawat rata-rata harganya sekitar Rp1,2 triliun.
Defense News melaporkan Selasa 15 Januari 2019, jet-jet tempur ini akan dikirim ke Angkatan Udara Prancis pada tahun 2023,. Dan Menteri Pertahanan Florence Parly mengumumkan bahwa 30 pesawat lain dengan standar F4 penuh akan dipesan pada 2023 untuk pengiriman antara 2027 dan 2030. Pesawat ini dapat membawa 1,5 kali berat senjata dan bahan bakar dibanding pendahulunya.
“Standar F4 menjamin bahwa Rafale akan tetap di tingkat kelas dunia sehingga angkatan udara tempur kami dapat melaksanakan semua misi mereka dengan efisiensi dan optimal, baik dalam operasi koalisi atau independen,” kata Eric Trappier, CEO Dassault Aviation
Rafale mulai beroperasi bersama Angkatan Laut Prancis pada 2004 dan Angkatan Udara Prancis pada 2006.
Perusahaan mengatakan fungsi-fungsi baru dari jet tempur ini akan meningkatkan kemampuan pesawat, termasuk radar dan sensor optronik sektor depan, helmet-mounted display dan integrasi senjata udara ke udara dan udara ke darat baru. Juga, kemampuan pertempuran jaringan yang lebih baik akan digabungkan dengan satelit baru dan tautan intra-patroli.
“Standar baru ini juga menjamin bahwa Rafale akan tetap menjadi referensi yang kredibel di pasar ekspor.” Pesawat membawa sejumlah senjata termasuk Rudal Scalp.