Pada tahun 2016, Amerika memberikan sembilan F-15D bekasnya kepada Israel. Pesawat tersebut awalnya bertugas di Air National Guard Amerika yang berbasis di Klamath Falls Oregon dan disumbangkan sebagai bagian dari paket bantuan multi miliar dolar ke Israel.
Awalnya memang terkesan aneh Amerika memberikan pesawat dua kursi yang dibangun pada akhir 1970an tersebut. Tapi ternyata Israel melihat pesawat memiliki potensi besar. Terbukti, saat ini ini, F-15D tersebut dikonfigurasikan secara unik dan menjadi salah satu pesawat tempur multi fungsi paling fleksibel di Angkatan Udara Israel atau Israel Air Force (IAF).
Israel mengubah keunggulan udara mereka dengan memusatkan pada F-15 sebagai platform serangan jarak jauh jauh sebelum F-15E Strike Eagle memasuki layanan dengan Angkatan Udara Amerika. Sejak saat itu, pesawat yang di Israel disebut sebagai “Baz” telah semakin “Israel” dengan upgrade besar pada avionik, amunisi, sub-sistem, dan struktural asli.
Saat ini pesawat model D Baz IAF digunakan untuk serangkaian peran, termasuk serangan darat, pengintaian, dan terutama sebagai platform komando dan kontrol dan jaringan untuk mendukung misi serangan jarak jauh.
Model C dan D secara khusus menarik bagi IAF karena harganya jauh lebih murah daripada F-15I Strike Eagle, namun pesawat ini dapat dilengkapi dengan tangki bahan bakar conformal untuk memperpanjang jangkauan dan mereka dapat ditingkatkan untuk menangani misi yang kompleks dan berkembang.
Pesawat tersebut telah dinonaktifkan karena usang sebagai bagian dari proses pensiun dan seharusnya hanya digunakan suku cadangnya. Namun, anggota layanan dari Direktorat Materiel dan Cabang Teknis IAF mengetahui potensinya. Pesawat tempur F-15 dua kursi dengan kemampuan untuk membawa Conformal Fuel Tanks (CFT) kemudian dikonversi ke model “Baz”.
Pada tahap pertama proyek, empat pesawat akan dikonversi ke varian Israel, dan kemudian akan memasuki layanan operasional di IAF. Pada tahap kedua, lima pesawat yang tersisa juga akan dikonversi, menggantikan lima pesawat “Baz” satu kursi yang kemudian akan dinonaktifkan.
Tujuan akhir dari Israel adalah meningkatkan jumlah F-15 dua kursi di skuadron garis depan mereka serta mengganti model single-seat lama yang usang. Proyek ini sangat kompleks dan memakan waktu.
Ini adalah pertama kalinya para spesialis pemeliharaan di IAF telah mengerjakan F-15 blok “D6” yang secara harfiah merupakan pesawat F-15D yang belum pernah ada sebelumnya. Setiap pesawat akan menghabiskan 170 hari untuk dirombak ulang.
Karena begitu banyak komponen akan diubah dan upgrade dipasang, tim yang melakukan pekerjaan harus mencatat konfigurasi asli pesawat dan semua perubahan unik yang mereka buat sehingga mereka dapat mengajarkan awak darat IAF untuk mempertahankan jet dan mengoperasikannya begitu mereka masuk armada.
“Di luar aspek operasional, proyek ini sangat penting secara profesional. Para teknisi yang berpartisipasi dalam proyek ini mempelajari ‘Baz’ seluas mungkin, membiasakan diri dengan pesawat lebih dari teknisi lainnya. Ini adalah proyek paling kompleks,” kata Senior Officer Motti Shpindler dari Skuadron Pemeliharaan Tel-Nof AFB, yang sedang melakukan pekerjaan tersebut.
“Proyek seperti ini belum pernah dilakukan sebelumnya, jadi kami memanfaatkan orang-orang yang memiliki memori hidup di IAF. Kami membongkar pesawat dan mengubahnya menjadi Baz Israel dengan melengkapinya dengan sistem senjata yang menyediakannya dengan kemampuan baru hingga akan berfungsi seperti jet Baz yang lebih baru, memanfaatkan kemampuan yang bahkan beberapa dari pesawat operasional saat ini tidak ada,” tambahnya sebagaimana dilaporkan The Drive beberapa waktu lalu.
Bagian dari tantangannya adalah bahwa F-15D tertua ini telah ditingkatkan berkali-kali selama hampir empat dekade dia terbang dan perubahan tersebut hanya didokumentasikan sampai batas tertentu sehingga IAF perlu mengembalikan mereka ke dalam konfigurasi asli terlebih dahulu.