Site icon

Amerika Pertimbangkan Perkuat Pertahanan Rudal di Seluruh Dunia

Sistem pertahanan Aegis berbasis darat

Pemerintahan Donald Trump sedang mempertimbangkan cara-cara baru untuk memperluas pertahanan Amerika terhadap serangan rudal baik di dalam dan di luar negeri.

Associated Press sebagaimana dikutip Sputnik melaporkan Rabu 16 Januari 2019 pendekatan Trump terhadap sistem ini diperkirakan akan fokus pada kemampuan mengintersep rudal sebelum diluncurkan atau dalam beberapa menit pertama penerbangan saat mesin pendorong mereka masih menyala.  Kongres dilaporkan telah mendorong Pentagon untuk mendorong lebih kuat pada pendekatan itu, termasuk penggunaan pesawat tanpa awak yang dilengkapi dengan laser.

Pejabat senior pemerintah yang tidak disebutkan namanya sebagaimana dikutip Associated Press mengutip mengatakan mereka tertarik untuk mengembangkan dan menggunakan cara yang lebih efektif untuk mendeteksi dan melacak rudal dengan konstelasi satelit di luar angkasa terutama penggunaan sensor. Namun, penempatan pencegat rudal di atas satelit di luar angkasa tidak menjadi bagian dari strategi Trump.

Amerika Serikat diperkirakan akan mengungkapkan rinciannya setelah Pentagon merilis hasil tinjauan pertahanan rudal pada Kamis. Rilis dokumen itu rencananya dirilis tahun lalu namun ditunda karena alasan yang tidak diketahui. Yang jelas penundaan terjadi ketika Trump terlibat dalam pembicaraan dengan Kim Jong-un mengenai denuklirisasi Korea Utara.  Publikasi dokumen ini kemungkinan akan mempersulit negosiasi.

Dalam perkembangan yang sama, Rusia telah mengirim surat kepada anggota parlemen Amerika dan menuduh Washington merusak perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru atau e New Strategic Arms Reduction (New START) tahun 2010 tentang pengurangan senjata nuklir.

Perjanjian New START yang ditandatangani pada 2010 dan mulai berlaku setahun kemudian, mencakup periode sepuluh tahun dengan kemungkinan perpanjangan lima tahun. Perjanjian tersebut membatasi jumlah rudal balistik antarbenua yang dikerahkan, rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam, pembom nuklir, dan hulu ledak nuklir.

Pembicaraan tentang non-proliferasi nuklir antara kedua negara telah goyang sejak pemerintahan Trump mengumumkan rencana untuk menarik diri dari Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF)  tahun 1987, setelah menuduh Rusia melakukan pelanggaran.

Moskow membantah tuduhan itu dan menekankan bahwa Washington justru yang menempatkan peluncur untuk rudal jelajah Tomahawk di Rumania dan Polandia yang jelas melanggar INF.

Perjanjian itu ditandatangani oleh Uni Soviet dan Amerika untuk penghancuran semua rudal balistik dan jelajah peluncur darat yang dipersenjatai nuklir dengan jangkauan antara 500 dan 5.500 kilometer.

Exit mobile version