Rusia mengutuk rencana Inggris untuk membuka pangkalan militer di Asia Tenggara dan Karibia dan mengatakan siap untuk mengambil tindakan balasan jika kepentingan mereka atau sekutunya terancam.
Menteri pertahanan Inggris Gavin Williamson kepada surat kabar Sunday Telegraph bulan lalu mengatakan bahwa London sedang menyusun rencana untuk membangun dua pangkalan asing baru setelah meninggalkan Uni Eropa.
Williamson tidak merinci di mana pangkalan-pangkalan itu akan dibangun, tetapi surat kabar itu melaporkan bahwa opsi termasuk Singapura atau Brunei di dekat Laut China Selatan dan Montserrat atau Guyana di Karibia.
Maria Zakharova, juru bicara kementerian luar negeri Rusia, pada Jumat 11 Januari 2019 menggambarkan pernyataan Williamson sebagai hal membingungkan dan memperingatkan rencana tersebut dapat mengganggu kestabilan dunia.
“Tentu saja, Inggris seperti negara lain merdeka ketika menyangkut rencana pembangunan militernya. Tetapi dengan latar belakang meningkatnya ketegangan militer dan politik secara keseluruhan di dunia pernyataan tentang keinginan untuk membangun kehadiran militernya di negara ketiga adalah kontra-produktif, destabilisasi, dan mungkin bersifat provokasional, “katanya sebagaimana dikutip Reuters.
“Jika ada tindakan yang mengancam keamanan Rusia atau sekutunya, negara kami berhak mengambil tindakan balasan yang sesuai.”
Rusia sendiri memiliki pangkalan militer di beberapa negara di bekas Uni Soviet dan mengoperasikan fasilitas militer di Suriah dan telah berbicara tentang pembukaan kembali pangkalan era Soviet di Kuba dan Vietnam.