Dilaporkan sebelumnya Rusia menciptakan bahan komposit baru yang mampu menyerap gelombang radar untuk digunakan membuat kanopi kokpit jet tempur generasi kelima Sukhoi Su-57 dan bomber Tupolev Tu-160.
Bahan pelapis dari logam oksida setebal 70-90 nm selain mengurangi visibilitas radar musuh juga diklaim melindungi pilot selama penerbangan dari dampak ultraviolet, faktor termal dan faktor negatif lainnya.
Tetapi sejumlah ahli menyebut apa yang dilakukan itu tidak akan mengubah sifat asli Su-57 yang mereka sebut pada dasarnya bukan pesawat siluman.
Meski diakui jet tempur Sukhoi Rusia memiliki kemampuan manuver yang patut ditiru dan kemampuan bertarung yang serius, sejauh ini hanya Amerika dan China yang menghasilkan pesawat tempur siluman sejati.
Seorang ilmuwan stealth yang bekerja di industri pesawat Amerika dalam sebuah wawancara dengan Business Insider Sabtu 12 Januari 2019 mengatakan bahwa Rusia hampir tidak berusaha membuat pesawat Su-57 tidak dapat diamati oleh radar.
Menurutnya paku keling yang menonjol keluar dan punuk punuk badan pesawat merusak setiap kemungkinan siluman dalam desain.
Dia mengatakan bahan penyerap radar sebenarya telah digunakan untuk menyamarkan pesawat tempur sejak Perang Dunia II dan memiliki beberapa kegunaan, tetapi akan sedikit membantu menyembunyikan jet Rusia, terlebih ketika harus membawa senjata secara eksternal.
Pakar lain mengatakan kepada Business Insider bahwa misi Su-57 kemungkinan adalah untuk memburu dan membunuh pesawat siluman Amerika seperti F-22 atau F-35.
Sikap Rusia sendiri memang tak bisa menutupi kalau mereka tidak terlalu percaya diri dengan kemampuan siluman ini. Selain sampai saat ini belum juga dinyatakan masuk layanan, Rusia hanya akan membeli 12 pesawat, jumlah yang sangat sedikit. Kemungkinan 12 itu pun adalah pesawat prototipe yang digunakan untuk pengembangan dan pengujian, bukan pesawat yang benar-benar baru.