Pembuat J-20 China telah mengungkapkan misi apa yang akan diemban oleh jet tempur generasi kelima tersebut. Namun sejumlah ahli menilai peran itu akan sangat berat bahkan untuk menghadapi jet tempur Amerika dan Eropa yang dibangun puluhan tahun sebelumnya.
J-20 telah mengesankan para pengamat dengan desain canggih dan senjata yang tangguh, tetapi misi tempur jet yang sebenarnya tetap agak menjadi sebuah misteri. Tetapi Andreas Rupprecht, seorang peneliti Jerman yang fokus pada kekuatan udara China, baru-baru ini memposting brosur informasi dari Aviation Industry Corporation of China, pembuat J-20, yang menjabarkan misinya.
Brosur ini menggambarkan J-20 sebagai jet tempur siluman berat dengan kemampuan dominasi udara untuk pertempuran udara jarak menengah dan jauh. Misi intinya adalah merebut & mempertahankan keunggulan udara.
Fungsi lain adalah intersepsi dan serangan mendalam yang sejak awal memang sudah diperkirakan oleh sejumlah ahli.
Namun peran J-20 untuk superioritas udara kemungkinan akan memunculkan keraguan sejumlah pihak. Justin Bronk, seorang ahli pertempuran udara di Royal United Services Institute, mengatakan kepada Business Insider Rabu 9 Januari 2019 mengatakan untuk bisa mengendalikan langit J-20 bahkan akan sulit melawan jet tempur tua Amerika dan Eropa.
“J-20 tentu cenderung lebih mampu sebagai platform superioritas udara daripada jet tempur apapun di Angkatan Udara China yang saat ini beroperasi,” kata Bronk.

Tetapi hanya karena itu yang terbaik di China, bukan berarti itu dapat melawan Eurofighter Typhoon atau bahkan F-15 Amerikayang pertama kali terbang pada tahun 1972.
“Dalam hal daya dorong ke berat, kemampuan manuver, dan kinerja ketinggian tinggi, tidak mungkin imbang dengan jet tempur superioritas udara Amerika atau Eropa,” kata Bronk.
J-20 China menjadi satu-satunya jet stealth non-Amerika di dunia yang dirancang untuk secara signifikan membatasi kemampuan radar Amerika untuk melihat dan melacak pesawat tempur besar, tetapi siluman terutama bekerja di ujung depan, sementara J-20 terbang langsung ke arah radar.
Secara taktik, para ahli mengatakan kepada Business Insider, J-20 merupakan ancaman serius dalam peran intersepsi dan serangan maritim dengan desain silumannya, tetapi sejauh ini jet tersebut belum memberikan bukti.

China telah mengalami kemunduran dalam pembuatan mesin jet domestik yang akan memberikan kinerja generasi kelima J-20 yang setara dengan F-35 atau F-22.
Bronk mengatakan China masih tampak jauh dari batas ambang penting ini yang akan meningkatkan jangkauan dan kinerja jet.
“Mesin adalah faktor pembatas yang signifikan karena mereka membutuhkan penggunaan afterburner yang tidak efisien dan membatasi kinerja ketinggian tinggi,” kata Bronk.
Bronk yakin J-20 tidak dapat menandingi F-15 atau Eurofighter Typhoon, bahkan mendekati F-22. “Melawan F-15C dan Typhoon, J-20 memiliki penampang radar yang lebih rendah tetapi kinerjanya lebih buruk, dan rudal udara ke udara yang kemungkinan belum bisa mengimbangi dengan seri terbaru milik AMerika dan tentu saja Meteor Eropa, ” kata Bronk.

Bronk mengatakan bahwa China telah membuat langkah besar dalam pengembangan rudal udara ke udara dan sedang menguji pada kecepatan “sangat tinggi”, sehingga kesenjangan kemampuan dapat ditutup dalam beberapa tahun.
“F-22 kemungkinan secara signifikan mengungguli J-20 di hampir setiap aspek kemampuan tempur kecuali untuk jari-jari tempur,” kata Bronk, mengacu pada jarak yang dapat ditempuh pesawat tanpa melakukan pengisian bahan bakar.
Tidak diragukan lagi, J-20 mewakili lompatan signifikan dalam kekuatan China dan merupakan ancaman serius dan berpotensi kritis terhadap kekuatan udara Amerika dalam kemampuannya untuk mencegat dan melancarkan serangan mendalam.
Tetapi dalam peran sempit superioritas udara , jet tempur generasi keempat Amerika dan Eropa kemungkinan besar dapat mengalahkan J-20 China tanpa banyak kesulitan.