Sebelumnya dilaporkan China telah menguji coba rudal antarbenua nuklir berbasis kapal selam atau submarine-launched ballistic missiles (SLBM) JL-3. Rudal ini disebut bisa menjangkau kota-kota besar Amerika.
JL-3 merupakan pengembangan dari JL-2. Jangkauan JL-3 diperkirakan sekitar 9.000 kilometer atau sekitar 5.600 mil. Jangkauan ini masih di bawah Trident II Amerika dan Bulava Rusia yang memiliki jangkauan sekitar 12.000 kilometer, tetapi lebih jika dibandingkan dengan JL-2.
Sulit untuk menentukan kemampuan pasti JL-3, tetapi mungkin bisa mendapat sedikit gambaran jika melihat bagaimana kemampuan JL-2 yang menjadi dasar pengembangan.
JL-2 memiliki nama lengkap Ju Lang 2 atau Giant Wave 2 sedangkan NATO menyebutnya sebagai CSS-N-5 atau Sabbot.
Kabarnya ini adalah varian angkatan laut dari rudal balistik antarbenua darat DF. JL-2 pertama kali digunakan pada tahun 2015 dan dibawa kapal selam Type 094 Kelas Jin. Untuk pertama kalinya China memiliki kemampuan serangan nuklir berbasis laut yang kredibel. Satu-satunya kapal kelas Xia sebelumnya menggunakan rudal jarak pendek JL-1 yang memiliki sedikit nilai strategis.
Sebagaimana ditulis Military Today, diperkirakan rudal JL-2 memiliki jangkauan 7.400-8.000 km. Kisaran seperti itu cukup untuk menjangkau semua wilayah Eropa, India, Rusia, dan sebagian besar wilayah Amerika Serikat. Rudal tersebut membawa hulu ledak tunggal 250-1 000 kT, atau hingga 3-4 MIRV dengan masing-masing 90 kT.
Sistem navigasi astro-inertial rudal ini dengan pembaruan menggunakan sistem navigasi satelit BeiDou asli China. Diperkirakan bahwa rudal ini memiliki CEP kurang dari 100 m.
Setiap kapal selam kelas Jin membawa 12 rudal ini. Pada 2019, China mengoperasikan setidaknya empat kapal selam rudal balistik ini dan dua lagi sedang dibangun.
Rudal-rudal berbasis kapal selam ini memiliki probabilitas tinggi untuk selamat dari serangan pertama. Begitu waspada, kapal selam ini dapat meninggalkan pangkalan mereka dan beroperasi di perairan pesisir China untuk bersembunyi dan siap melakukan serangan nuklir balasan.
Namun kapal selam kelas Jin harus diakui tidak secanggih kapal selam rudal balistik Barat dan kalah dengan kapal selam Rusia. Kapal selam ini tidak setenang kapal selam Barat dan Rusia saat ini dan berisik seperti kapal selam kelas Delta III Rusia, yang diadopsi pertengahan 1970-an.