Kanopi jet tempur F-15 milik Angkatan Udara Israel yang terlepas pada ketinggian 30.000 kaki selama penerbangan pelatihan Rabu lalu, ditemukan oleh sekelompok warga Palestina di kota es-Samu, selatan Hebron. Kanopi telah dipindahkan ke Angkatan Udara Israel untuk penyelidikan lebih lanjut guna mencari alasan di balik kejadian langka tersebut.
Kedua pilot IAF tidak kehilangan kendali pesawat meskipun terkena angin dingin, angin kencang dan kebisingan yang memekakkan telinga dan berhasil melakukan pendaratan darurat.
Sebagaimana dilaporkan Ynetnews Selasa 8 Januari 2019 dan dikutip JejakTapak IAF (Angkatan Udara Israel) sekarang memeriksa kemungkinan alasan di balik kerusakan tersebut, yang bisa berasal dari mekanisme kunci atau penguncian kanopi.
“Lepasnya kanopi adalah kejutan, karena kami tidak memiliki peringatan sebelumnya kru menunjukkan ketenangan saat beroperasi di lingkungan yang sangat bising. Meskipun demikian, pendaratan dilakukan dengan lancar,” kata seorang pejabat senior IAF.

Pilot, seorang kapten dan seorang letnan, berangkat dari Pangkalan Udara Tel Nof pada Rabu malam dan menuju ke selatan.
Selama penerbangan, kanopi terlepas dan mereka melaporkan insiden tersebut ke menara kontrol di Pangkalan Udara Nevatim. Pangkalan itu disiagakan dan disiapkan untuk pendaratan darurat.
Mereka diperintahkan untuk memperlambat pesawat dan turun semaksimal mungkin serta mendarat sesegera mungkin. Pendaratan dilakukan di tengah angin yang sangat kencang yang membuat komunikasi menjadi sangat sulit.

Seorang pejabat senior IAF mengatakan bahwa dalam kondisi seperti itu, keputusan untuk keluar dari pesawat adalah sah, tetapi dua pilot menyadari bahwa mereka dapat mendaratkan pesawat tanpa mempertaruhkan nyawa mereka sendiri.
Komandan IAF Mayjen Amikam Norkin memerintahkan untuk menghentikan semua penerbangan pelatihan untuk jet tempur F-15 yang di Israel dijuluki sebagai Falcon tersebu sampai penyelidikan atas insiden tersebut selesai.