Cara Murah Jatuhkan Rudal dan Drone, US Navy Diam-Diam Uji Proyektil Super Cepat
USS Dewey/US Navy

Cara Murah Jatuhkan Rudal dan Drone, US Navy Diam-Diam Uji Proyektil Super Cepat

Angkatan Laut Amerika diam-diam menguji proyektil super cepat atau hyper velocity projectiles (HVP) dari sebuah destroyer mereka. Sebanyak 20 proyektil ini ditembakkan dari meriam standar Mk 45 milik kapal Amerika saat latihan internasional 2018 RIMPAC of Pacific (RIMPAC) 2018 beberapa waktu lalu.

Sebuah laporan USNI News menyebutkan sebanyak 20 HVP ditembakkan dari destroyer USS Dewey sebagai bagian dari studi yang dilakukan oleh US Navy dan Angkatan Laut dan Strategic Capabilities Office (SCO) Kementerian Pertahanan Amerika.

Pejabat SCO yang tidak disebutkan namanya kepada USNI News Senin 7 Januari 2019 mengatakan  tes tersebut merupakan bagian dari upaya SCO yang lebih besar untuk membuktikan bahwa senjata tua berusia 40 tahun yang ada di dek kapal US Navy dapat diisi dengan amunisi baru yang dirancang dapat secara efektif menetralkan kendaraan udara tak berawak dan rudal jelajah yang besar. Laporan itu tidak menyebutkan apakah tes itu berhasil.

Hyper velocity projectiles disebut  sebagai alternatif berbiaya rendah untuk melawan ancaman rudal jelajah. Sebagai gambaran setiap Rudal Sea Sparrow Evolved menelan biaya US$ 2 juta atau sekitar Rp 14 miliar sekali tembak. Rolling Airframe Missile serhaga US$ 1 juta atau sekitar Rp7 miliar sementara menembakkan satu Standard Missile 2 harganya lebih dari $ 400.000 atau sekitar Rp5,6 miliar. Sedangkan satu proyektil super cepat harganya paling malah US$100.000 atau sekitar Rp1,4 miliar.

“Jika Anda berpikir tentang jenis ancaman yang mungkin Anda hadapi di Timur Tengah, rudal jelajah kelas bawah atau UAV yang lebih besar, sekarang Anda memiliki cara untuk menembak jatuh yang tidak mengharuskan Anda menggunakan ESSM seharga US$ 2 juta atau US$ 1 juta RAM, karena hyper velocity projectiles   bahkan dalam perkiraan high-end harganya hanya sekitar US $ 75.000 hingga US$ 100.000,” kata Bryan Clark dari Center for Strategic and Budgetary Assessments  sebagaimana dilaporkan USNI News dan dikutip JejakTapak.

Desain art HVP yang dibuat BAE Systems /USNI News

Manfaat tambahan menggunakan HVP adalah tingginya tingkat tembakan dan kapasitas magasin yang besar.

“Anda bisa mendapatkan 15 putaran per menit untuk misi pertahanan udara serta misi permukaan ke permukaan,” kata Clark.

“Itu menambah kapasitas pertahanan rudal yang signifikan ketika Anda berpikir bahwa masing-masing dari mereka mungkin mengganti ESSM atau rudal RAM. Mereka jauh lebih murah. ”

HVP juga sedang diselidiki untuk digunakan dengan artileri 155mm berbasis darat untuk Angkatan Darat dan Marinir untuk memberikan opsi pertahanan udara terbatas. HVP juga dapat menemukan rumah di atas kapal perusak kelas Zumwalt sebagai pengganti untuk Sistem Gun Advanced kelas 155mm.