Meski telah memiliki S-400, Rusia belum bisa meninggalkan sistem pertahanan udara S-300 yang lebih dulu diproduksi. Terbukti pasukan darat Rusia pada tahun 2019 akan menerima sistem anti-pesawat S-300V4 bersama Buk-M3 dan Tor M2.
Departemen informasi dan komunikasi Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan implementasi peralatan lengkap pada sistem rudal anti-pesawat modern akan memungkinkan pada tahun 2020 untuk meningkatkan kemampuan tempur pasukan pertahanan udara lebih dari 1,3 kali.
Lantas apa kemampuan dari S-300V4? Ini varian terbaru sistem pertahanan anti-pesawat S-300 yang sangat mobile dan modern dengan fokus pada kemampuan pertahanan rudal. Sistem ini dimaksudkan untuk pertahanan situs-situs penting negara dan kelompok pasukan dari dampak serangan udara dan balistik.
Varian V dikembangkan untuk melawan rudal balistik jarak pendek dan menengah, rudal jelajah, pesawat strategis dan taktis, serta pesawat peringatan dini dan perang elektronik. Sistem ini secara khusus dirancang untuk melawan ancaman yang ditimbulkan oleh rudal balistik Lance dan Pershing.
Peran utama S-300V adalah untuk melindungi pasukan dan instalasi vital dari serangan udara massal. NATO menyebutnya sebagai SA-12 Gladiator / Giant.
Beberapa komponen sistem S-300V dikerahkan pada tahun 1983. Semua komponen mulai beroperasi dengan Angkatan Bersenjata Soviet pada tahun 1988.
Versi produksi pertama dari S-300V memiliki jangkauan 100 km dan dapat mencapai target pada ketinggian 30 km. Sistem bisa melibatkan rudal balistik di ketinggian 25 km.
S-300V menggunakan dua rudal yang berbeda untuk melibatkan target udara dan balistik. Sebuah rudal 9M83 yang lebih kecil digunakan untuk melawan pesawat, rudal jelajah dan rudal balistik yang lebih kecil. Sebuah rudal 9M83 tunggal memiliki kemungkinan 40-65% mengalahkan rudal balistik, 50-70% mengalahkan rudal jelajah dan 70-90% kemungkinan mengalahkan pesawat musuh.
Sedangkan rudal 9M82 yang lebih besar digunakan untuk melawan rudal balistik jarak menengah, AWACS dan pesawat jamming dengan jangkauan hingga 100 km. Rudal 9M82 dan 9M83 mengemas 150 kg hulu ledak.
Setelah dilengkapi dengan rudal 9M83 disebut di Barat sebagai SA-12A atau Gladiator. Ketika dilengkapi dengan rudal 9M82 disebut sebagai SA-12B atau Giant.
S-300V dianggap sebagai sistem yang memiliki mobilitas dan kemampuan bertahan tinggi. Setelah semua rudal diluncurkan, kendaraan peluncur dapat dengan cepat bergerak untuk menghindar dari serangan balasan.
Radar surveillance sistem ini memiliki jangkauan deteksi hingga 330 km. Pada kisaran 240 km pesawat terdeteksi dengan kemungkinan 50% dan mendeteksi rudal balistik pada jarak sekitar 150 km.
Ada juga radar pengawasan sektor untuk mendeteksi target kecepatan tinggi, seperti rudal balistik. Radar ini memiliki jangkauan deteksi hingga 175 km dan memiliki waktu reaksi yang singkat.
S-300 memiliki beberapa varian dengan produksi awal dikenal sebagai S-300V1 ditingkatkan menjadi S-300V2 dengan kemampuan yang ditingkatkan terhadap rudal balistik. S-300VM adalah versi upgrade dari S-300V atau juga disebut S-300V3.
S-300V3 menembakkan rudal 9M83M dan 9M82M yang ditingkatkan dengan jangkauan yang lebih panjang. Rudal memiliki jangkauan 200 km dan dapat mencapai target pada ketinggian 30 km.
Kemudian ada varian Antey 2500 yang merupakan versi ekspor S-300VM. Sistem ini dapat digunakan untuk menyerang hingga 24 pesawat atau hingga 16 rudal balistik secara bersamaan dengan jangkauan 250 km untuk rudal balistik dan pesawat terbang pada kisaran 200 km.
Dua sistem ini telah dijual ke Venezuela pada 2013 dengan harga satu unit diperkirakan mencapai US$1 miliar atau sekitar Rp15 Triliun.
Varian terakhir adalah S-300V4 yang juga disebut S-300VMD. Sistem ini memiliki jangkauan 300 km. Angkatan bersenjata Rusia memesan sistem pertahanan udara ini dan pengiriman dimulai pada tahun 2014.