Kroasia mendesak Israel untuk memberi kepastian tentang kesepakatan penjualan 12 jet tempur F-16 bekas apakah dilanjutkan atau dibatalkan. Kementerian Pertahanan Kroasia memberi dead line Israel sebelum 11 Januari 2019.
Israel membuat kesepakatan tentatif untuk menjual pesawat tempur F-16 Barak yang ditingkatkan ke Kroasia pada bulan Maret sambil menunggu persetujuan Amerika memberikan izin penjualan jet-jet itu pergi ke pihak ketiga.
Tetapi tidak diduga Amerika tidak mengizinkan rencana Israel hingga proses penjualan menjadi kacau. Amerika hanya akan mengizinkan penjualan tersebut kecuali dia menghapus semua teknologi tambahan yang ditempatkan di pesawat yang telah berusia sekitar 30 tahun itu. Sedangkan Kroasia menegaskan tidak mau jika teknologi pesawat tersebut dihilangkan.
Sebagaimana dilaporkan The Time Kamis 3 Januari 2019 dan dikutip JejakTapak, Israel meningkatkan jet dengan sistem elektronik dan radar yang canggih, yang menjadi pertimbangan penting Kroasia untuk membeli pesawat dari Israel daripada dari Amerika.
“Jika pesawat tidak sesuai dengan apa yang telah kami sepakati, kesepakatan itu tidak akan dilakukan dan kami memiliki tawaran pembelian lainnya,” kata juru bicara parlemen Kroasia, Gordan Jandrokovic, kepada AFP Kamis 3 Januari 2018.
Hubungan antara pemerintahan Trump dan Israel sangat dekat, terutama pada masalah pertahanan. Namun penjualan jet ke Kroasia tampaknya merupakan pengecualian. Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu pada hari Selasa di Brasil tetapi juga gagal mencapai kesepakatan.
“Kami mengharapkan sikap final dan jelas dari Israel dan Amerika Serikat tentang masalah ini dan kemudian kami akan membuat keputusan akhir,” kata Perdana Menteri Kroasia Andrej Plenkovic.
Menteri Pertahanan Kroasia Damir Krsticevic mengatakan pada hari Kamis bahwa Israel memberikan jaminan selama proses penawaran kontrak bahwa para pejabat Amerika akan mengizinkan penjualan tersebut. “Bisakah Anda bayangkan bahwa kami tidak percaya pada Israel?” tanya Krsticevic.
Kesepakatan senilai US$500 juta itu merupakan pembelian tunggal militer terbesar Kroasia setelah terpisah dari federasi Yugoslavia selama perang 1991-1995.
Sebagai anggota NATO, Kroasia menghadapi perlombaan senjata dengan Serbia yang merupakan sekutu Serbia. Negara tersebut baru-baru ini menerima enam jet tempur MiG-29 Rusia.