Labirin Kematian: Terowongan Tetap Menjadi Andalan dalam Perang Gerilya

Labirin Kematian: Terowongan Tetap Menjadi Andalan dalam Perang Gerilya

Selama Perang Soviet – Afghanistan (1979-1989) pasukan Soviet juga menghadapi tantangan perang bawah tanah. Mujahidin Afghanistan mempersenjatai apa yang disebut kareze (qanats) – poros vertikal mirip yang dihubungkan oleh terowongan miring dan digunakan untuk irigasi.

Kompleks gua Tora Bora telah lama menjadi benteng bawah tanah terbesar gerilyawan Afghanistan yang terletak 35 mil barat daya kota Jalalabad. Terowongan ini dibangun di pegunungan di ketinggian 4 kilometer (2,48 mil) dan menjadi gudang senjata serta amunisi, bunker dan tempat tinggal.

Pada 2005, The New York Times menguraikan bahwa “terowongan, bunker, dan base camp Tora Bora, yang digali dalam-dalam ke dinding batu yang curam, merupakan bagian dari kompleks yang dibiayai oleh CIA yang dibangun untuk para mujahidin”.

Tentara Soviet telah berulang kali menyerbu benteng, tetapi setelah perang, Mujahidin menetap di sana lagi. Taliban kemudian menggunakan terowongan ini dan Osama bin Ladin disebut pernah bermarkas di sana.

Pasukan keamanan Afghanistan berhasil membebaskan daerah ini sepenuhnya pada tahun 2017 dan sekarang mereka berencana untuk membangun pangkalan militer besar di sini.

Sebelumnya, pada April 2017, tak lama sebelum pasukan pemerintah Afghanistan maju, pesawat Amerika melakukan misi udara yang tampaknya menargetkan wilayah Tora Bora dan menggunakan bom non-nuklir paling kuat, GBU-43, dijuluki “Mother of all bomb (MOAB). Inilah untuk pertama kalinya bom seberat 22.000 pound itu digunakan di medan perang.