Menteri Pertahanan James Mattis, yang akan meninggalkan jabatannya pada 1 Januari 2019 memberi kenang-kenangan terakhir pada Israel dengan memblokir kesepakatan US$ 500 juta untuk menjual 12 pesawat tempur F-16 bekas mereka ke Kroasia.
Jurnalis Israel Barak Ravid di situs web Axios mengutip seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya, mengklaim bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bertemu dengan Mattis, sebelum pengumuman pengunduran dan mencoba membujuknya untuk melunakkan sikap Amerika mengenai kesepakatan itu.
Setelah gagal melunakkan Mattis, Netanyahu mencoba meminta bantuan kepada Presiden Lockheed Martin Marilyn Hewson tetapi juga gagal.
Pejabat sebagaimana dilaporkan Axios yang dikutip JejakTapak mengatakan Israel sudah melakukan berbagai upaya tetapi harus minta maaf karena kesepakatan dengan Kroasia berantakan.
Zagreb dan Tel Aviv pada Maret 2018 mengumumkan niat mereka untuk mencapai kesepakatan penjualan F-16. Para pejabat di Washington dilaporkan marah dan menantang rencana tersebut.
Israel, yang memasarkan jet yang ditingkatkan, membutuhkan persetujuan Washington untuk menjualnya ke pihak ketiga. Amerika menuntut Israel mencopot modifikasi yang sudah dilakukan sebelum menjualnya ke Kroasia, sementara Kroasia menolak untuk membeli F-16 yang tidak dimodifikasi.
“Untuk alasan yang kami tidak sepenuhnya mengerti, Amerika berkeras dengan sikap mereka, kami salah membaca posisi mereka dalam kesepakatan itu. Secara praktis, kesepakatan F-16 dengan Kroasia sudah mati ,” kata pejabat itu kepada wartawan.
Kabinet Israel dan Pentagon, bersama dengan Departemen Luar Negeri, belum mengomentari masalah ini.