Seorang penjelajah Amerika menjadi orang pertama yang berhasil menyelesaikan penyeberangan Antartika seorang diri dan tanpa bantuan. Dalam perjalanan marathon terakhir, dia berjalan sejauh 125 kilometer dalam 32 jam.
Pria bernama Colin O’Brady dan berusia 33 tahun tersebut menyelesaikan perjalanan utara ke selatan sepanjang 1.482 kilometer melintasi benua beku dalam 54 hari.
O’Brady dan Kapten Angkatan Darat Inggris Louis Rudd bersuaia 49 tahun berangkat secara terpisah pada 3 November 201 dari Union Glacier dalam perlombaan melintasi Antartika sendirian dan tanpa bantuan. Rudd masih satu atau dua hari di belakang.
Keduanya berangkat dengan ski menyeret kereta seberat 180 kilogram melintasi lanskap yang tak kenal ampun, yang pada tahun 2016 merenggut nyawa Letnan Kolonel Henry Worsley dari Inggris ketika ia mencoba melakukan penyeberangan solo sama tanpa bantuan di Antartika.
O’Brady harus membawa semua persediaan yang dibutuhkannya dalam perjalanan. “Alasan mengapa dikatakan bahwa penyeberangan ini tidak mungkin adalah untuk memiliki cukup makanan. Anda harus mulai dengan kereta luncur yang sangat berat,” tulisnya pada hari keempat perjalanan sebagaimana dilaporkan DW dan dikutip JejakTapak.
Pada tahun 1997, penjelajah kutub Norwegia Borge Ousland menyelesaikan penyeberangan solo pertama Antartika tetapi ia dibantu oleh layang-layang.
O’Brady membuat keputusan saat sarapan pada hari Natal untuk melakukan dorongan 125 kilometer terakhir untuk tiba pada hari Rabu 26 Desember 2018 di Rak Es Ross, tempat daratan Antartika berakhir dan es laut di atas Samudra Pasifik dimulai. Butuh waktu 32 jam tanpa tidur dalam perjalanan terakhir ini.
O’Brady menghadapi angin kencang, salju melayang, suhu di bawah titik beku “32 jam terakhir adalah beberapa jam yang paling menantang dalam hidup saya, mereka sejujurnya menjadi beberapa momen terbaik yang pernah saya alami. Saya terkunci dalam kondisi aliran angin dalam sepanjang waktu, sama-sama fokus pada tujuan akhir , sambil membiarkan pikiran saya menceritakan pelajaran mendalam dari perjalanan ini, “tulisnya di Instagram di mana ia menyimpan catatan harian petualangan itu.
“Tampak selalu mustahil sampai semua selesai,” tulisnya, mengutip mantan Presiden Afrika Selatan dan pahlawan anti-apartheid Nelson Mandela.