Pemerintah Amerika Serikat melakukan shutdown mulai Jumat 21 Desember 2018 malam waktu setempat. Keputusan ini diambil Presiden Donald Trump setelah Kongres gagal menemukan kesepakatan soal permintaan anggaran guna pembangunan tembok perbatasan dengan Meksiko senilai US$5 miliar.
Trump berusaha menyalahkan Demokrat atas ketidaksepakatan anggaran ini. Sementara Demokrat bangga berhasil menahan anggaran yang akan digunakan untuk membangun tembok di perbatasan.
“Kami akan shutdown, tidak ada yang bisa kami lakukan tentang itu karena kami membutuhkan Demokrat memberikan suara mereka kepada kami,” kata Trump dalam video yang ia unggah di media sosial Twitter Sabtu 22 Desember 2018.
Video itu diunggah dua jam sebelum tenggat waktu pengesahan rancangan anggaran tahun depan. Dalam kondisi Shutdown, pemerintah federal Amerika tak boleh mengeluarkan anggaran, termasuk buat gaji pegawai. “Semoga penutupan tidak berlangsung lama,” tambah Trump.
Pendanaan untuk puluhan lembaga federal berhenti pada hari Sabtu. Tidak jelas berapa lama shutdown akan berlangsung. Namun, penutupan itu berarti ratusan ribu pegawai negeri akan dipaksa untuk mengambil cuti yang tidak dibayar atau bekerja tanpa dibayar menjelang Natal. Mereka akan menerima bayaran untuk pekerjaan mereka ketika anggaran baru akhirnya disahkan.
Sekitar 380.000 pekerja akan mendapat cuti yang tidak dibayar. Sekitar 420.000 karyawan federal, termasuk penegakan hukum dan perlindungan perbatasan, akan terus bekerja tetapi tidak akan dibayar sampai RUU pengeluaran disetujui.
Departemen yang akan terkena dampak termasuk Keamanan Dalam Negeri, Transportasi, Perdagangan, Negara, Pertanian, Interior, Perbendaharaan, dan Perumahan dan Pembangunan Perkotaan.
Sejumlah lembaga, termasuk Departemen Pertahanan, Departemen Urusan Veteran dan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan tidak akan ditutup karena mereka telah didanai sepanjang tahun fiskal, yang berakhir pada September 2019. Ini adalah penutupan pemerintah ketiga selama pada tahun 2018.
Sebenarnya, senator dari partai Republik dan Demokrat sudah mencapai kesepakatan anggaran jangka pendek, namun tidak memasukan anggaran sebesar US$5 miliar yang diinginkan Trump. Presiden ke-45 Amerika itu lantas tidak mau menandatangani kesepakatan anggaran tersebut.
Penutupan pemerintahan ini menjadi bukti terbaru disfungsi Gedung Putih. Hal ini juga menjadi tanda semakin sulitnya kesepakatan diraih pada tahun depan, ketika Demokrat akan semakin kuat sebagai penguasa majelis rendah, House of Representative.
“Presiden Trump telah melampiaskan amarahnya dan sekarang sepanjang Natal kami harus bergegas menuju ‘shutdown Trump’, Anda tidak bisa mendapatkan tembok sekarang, pekan depan atau Januari pekan ketiga ketika Demokrat mengambil alih kekuasaan di House of Representative,” kata Senat dari partai Demokrat Chuck Schumer.
Beberapa jam sebelum tengah malam para anggota legislatif bertemu dengan Wakil Presiden AS Mike Pence dan beberapa pejabat Gedung Putih lainya. Mereka mencari rancangan anggaran yang dapat disepakati baik kedua partai maupun Trump.
Tapi mereka gagal mencapai kesepakatan dan House of Representative serta Senat sudah memastikan penutupan pemerintahan sementara. Anggota tim Trump akan bertemu kembali dengan pemimpin Kongres dari partai Republik dan Demokrat pekan depan.