Presiden Vladimir Putin kembali menolak klaim bahwa Rusia mengembangkan rudal jelajah baru yang melanggar perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF). Dia mengatakan Rusia tidak membutuhkan senjata darat yang melanggar perjanjian karena sudah memiliki rudal serupa yang diluncurkan dari kapal dan pesawat.
Washington pada Desember ini memperingatkan akan keluar dari INF dalam 60 hari jika Rusia tidak kembali ke kepatuhan penuh. Amerika mengklaim rudal jelajah 9M729 melanggar INF yang melarang semua rudal jelajah dan rudal berbasis darat dengan kisaran 300 hingga 3.400 mil.
Berbicara kepada petinggi militer Rusia Selasa 18 Desember 2018, Putin mengatakan Rusia kini memiliki senjata dengan kemampuan setara dengan rudal jelajah berbasis darat yang diluncurkan dari udara dan laut.
Putin mengatakan Rusia telah berhasil menguji yang diluncurkan dari udara Kh-101 dan rudal jelajah Kalibr yang diluncurkan di laut dengan kisaran 4.500 kilometer (2.790 mil) dalam pertempuran di Suriah. “Itu mungkin membuat mitra kami [Amerika] khawatir, tetapi itu tidak melanggar perjanjian INF,” kata Putin sebagaimana dikutip Miltary Times.
Putin mengatakan perjanjian INF yang ditandatangani oleh Presiden Amerika Ronald Reagan dan pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev tidak membatasi rudal jelajah laut dan udara, yang tidak dimiliki Uni Soviet saat itu sementara Amerika Serikat memiliknya dalam jumlah yang signifikan.
Presiden Rusia berpendapat bahwa INF sebenarnya merupakan “perlucutan senjata sepihak” untuk Uni Soviet yang memiliki banyak rudal berbasis darat sementara Amerika tidak memilikinya kala itu. “Hanya Tuhan yang tahu mengapa pimpinan Soviet melakukannya [menandatangani INF].”
Dia menekankan bahwa dengan pembom strategis dan kapal Angkatan Laut Rusia sekarang dipersenjatai dengan rudal jelajah jarak jauh, itu membuat pengembangan senjata darat yang serupa menjadi mubazir.
“Tidak ada bedanya apa pun jika kita memiliki kapal selam yang bersenjata Kalibr atau pesawat yang membawa rudal atau senjata serupa ke darat,” katanya. “Kita bisa menyerang target manapun dalam jangkauan 4.500 kilometer dari wilayah Rusia.”
Namun Putin menambahkan Rusia dapat dengan mudah membangun rudal darat jika Amerika keluar dari Perjanjian INF, yang ia gambarkan sebagai faktor penstabil utama.
“Jika kita memiliki sistem udara dan laut yang diluncurkan, tidak akan sulit bagi kita untuk melakukan penelitian dan pengembangan untuk menempatkan mereka di darat jika diperlukan,” katanya.

Putin menambahkan Rusia juga memiliki senjata baru lainnya yang tidak dilarang oleh INF, seperti rudal hipersonik Kinzhal yang diluncurkan dari udara dan hypersonic glide vehicle Avangard yang telah secara signifikan memperkuat kemampuan militer Rusia. “Belum ada yang memiliki senjata hipersonik, tetapi kami memilikinya,” katanya.
Kinzhal telah ditugaskan ke militer dengan dibawa skuadron jet tempur MiG-31. Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan Selasa bahwa pesawat yang membawa rudal ini telah menerbangkan 89 misi patroli di atas Kaspia dan Laut Hitam tahun ini. Sedangkan Avangard Shoigu mengatakan akan memasuki layanan dengan militer tahun depan.
Putin menyarankan bahwa negara-negara lain yang membangun rudal jarak menengah harus terlibat dalam pembicaraan tentang kemungkinan perjanjian baru.
“Mengapa tidak memulai pembicaraan tentang akses mereka ke perjanjian, atau mendiskusikan parameter dari perjanjian baru?” katanya.