Ukraina terus menuduh Rusia meningkatkan kekuatan militer di wilayah Crimea setelah insiden di Selat Kerch beberapa waktu lalu.
Pejabat intelijen militer Ukraina, Vadym Skibitsky menyebut Moskow telah mengirimkan 100 pesawat tempur jenis baru ke wilayah tersebut.
“Ini adalah pesawat Su-27 dan Su-30, yang jangkauannya memungkinkan mereka untuk beroperasi di seluruh wilayah Laut Hitam dan di hampir seluruh wilayah Ukraina,” katanya dilansir Kyiv Post Jumat 14 Desember 2018.
Menurut Skibitsky, Rusia juga telah memperkuat kelompok militernya di Crimea dengan enam kapal selam modern, yang mampu membawa sistem rudal Kalibr mampu mencapai target darat pada jarak hingga 1.500 kilometer.
Selain itu, pasukan pendudukan Rusia telah meningkatkan pertahanan pantai semenanjung Crimea dengan 16 sistem rudal Bastion dan Ball yang mampu menyerang target di hampir seluruh wilayah Laut Hitam.
Sebelumnya Ukraina juga menyebut militer Rusia telah mengerahkan kekuatan daratnya di sekitar perbatasan Ukraina. Rusia telah meningkatkan kekuatannya di dekat perbatasan dengan Ukraina sejak Agustus dan sekarang menjadi ancaman militer terbesar sejak 2014 ketika Moskow menganeksasi Crimea.
Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina Viktor Muzhenko dalam wawancara dengan Reuters 4 Desember 2018 menunjukkan dokumen yang menunjuk serangkaian citra satelit yang menunjukkan keberadaan tank T-62 M Rusia dan ditempatkan 18 km (11 mil) dari perbatasan Ukraina.
Dia menyebutkan dalam waktu dua minggu dari pertengahan September hingga 1 Oktober jumlah kendaraan militer Rusia, terutama tank, meningkat hingga dua kali lipat dari 93 menjadi 250.
Bagi Muzhenko, ini adalah bukti adanya peningkatan kekuatan Rusia dalam jangka waktu hingga 25 November, ketika Rusia menembaki dan menangkap tiga kapal Ukraina di Selat Kerch. Ukraina dan Rusia telah saling menuduh tentang siapa yang salah dalam ketegangan tersebut.
Kepala Angkatan Laut Ukraina Vice Adm Lhor Voronchenko kepada US News juga mengatakan Rusia terus meningkatkan permusuhan dan tanda-tanda akan terjadinya perang semakain tinggi. Presiden Rusia Vladimir Putin disebut memimpin langsung semua pergerakan tersebut.
“Saya dapat mengatakan dengan probabilitas 100 persen, semua komando dan kontrol dalam operasi ini dijalankan dari Moskow. Bukan Rostov, bukan Crimea. Semuanya diberikan instruksi oleh Mr. Putin,” kata Voronchenko.