Parlemen Kosovo dalam pemungutan suara Jumat 14 Desember 2018 menyetujui pembentukan 5.000 tentara yang kuat meski ada tentangan keras dari Serbia.
Keputusan ini diambil seminggu setelah Perdana Menteri Serbia menyebut langkah itu dapat memprovokasi intervensi militer oleh Beograd.
Pembentukan militer ini datang 20 tahun setelah pemberontakan Kosovo Albania melawan pemerintahan Serbia dan satu dekade setelah kemerdekaan, dipuji oleh Amerika Serikat sebagai langkah bersejarah tetapi NATO mengkritiknya sebagai hal tidak membantu dalam upaya meredakan ketegangan antara Kosovo dan Serbia.
Sesuai undang-undang, selama ini Pasukan Keamanan Kosovo hanya bersenjata ringan, yang diciptakan terutama untuk respons krisis, pertahanan sipil dan penghapusan persenjataan dari konflik 1990-an. Namun 105 dari 120 anggota parlemen setuju untuk mengubahnya menjadi kekuatan militer murni.
Sebelas utusan minoritas Serbia memboikot pemungutan suara tersebut. Konstitusi Kosovo telah lama mengamanatkan pembentukan tentara nasional tetapi tidak ada tindakan yang diambil selama bertahun-tahun karena tidak mendapatkan persetujuan dari Serbia Kosovo.
Langkah itu juga ditentang keras oleh Serbia yang menolak mengakui kemerdekaan bekas provinsinya dan memperingatkan bahwa pasukan Kosovo nasional dapat mengacaukan Balkan Barat.
“Saya menyesal bahwa keputusan ini dibuat meskipun NATO sudah mengungkapkan kekhawatiran,” kata Sekjen NATO Jens Stoltenberg dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters.
“Dewan Atlantik Utara sekarang harus memeriksa kembali tingkat keterlibatan NATO dengan Pasukan Keamanan Kosovo,” katanya.
Meskipun menciptakan pasukan seperti itu bisa memakan waktu bertahun-tahun, politisi Serbia menuduh kekuatan itu dapat digunakan untuk mengusir sisa orang Serbia dari Kosovo, tuduhan yang dibantah oleh para pemimpin Kosovo Albania yang bergantung pada Uni Eropa dan dukungan Amerika untuk reformasi dan pengembangan negara Balkan yang kecil dan miskin tersebut.
Pada 5 Desember, Perdana Menteri Serbia Ana Brnabic mengatakan salah satu kemungkinan tanggapan dari Beograd adalah intervensi militer.
Saat ini misi penjaga perdamaian pimpinan NATO ke Kosovo masih memiliki sekitar 4.000 tentara di negara yang terkurung daratan itu.
Analis Balkan, mengatakan tindakan apa pun yang dilakukan oleh 28.000 tentara Serbia melawan Kosovo sangat tidak mungkin mengingat keinginan keras Belgrade untuk bergabung dengan Uni Eropa dan pernyataan Brnabic tampaknya ditentang nasionalis Serbia.
Dengan undang-undang baru yang berlaku, Kosovo akan membentuk sebuah Kementerian Pertahanan dan di masa depan akan membangun militer dengan kekuatan 5.000 personel aktif dan 3.000 pasukan cadangan. Pejabat pemerintah Pristina mengatakan proses itu akan berlangsung setidaknya 10 tahun.
Kemerdekaan Kosovo terjadi hampir satu dekade setelah serangan udara NATO menghentikan perang kontra-pemberontakan dua tahun oleh pasukan keamanan Serbia yang diwarnai dengan penangkapan, pembunuhan dan pengusiran ratusan ribu warga sipil etnis Albania.