Aksi demo besar-besaran warga Prancis yang dikenal sebagai aksi Yellow Vests atau Rompi Kuning menyeret nama Rusia. Dinas Keamanan Prancis kini menyelidiki jejak Rusia dalam protes menentang kebijakan kenaikan pajak bahan bakar minyak tersebut.
Penyelidikan dilakukan karena banyak akun di jejaring sosial yang diduga terhubung dengan Federasi Rusia dalam penyebaran pesan-pesan tentang kerusuhan selama aksi unjuk rasa
“Layanan keamanan Prancis menyelidiki kemungkinan campur tangan asing ke dalam protes “Rompi Kuning” setelah pesan-pesan tertentu di jejaring sosial,” kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian sebagaimana dilaporkan Bloomberg Minggu 9 Desember 2018.
“Sekretariat Jenderal pertahanan nasional sedang melakukan penyelidikan dan kami harus menunggu hasilnya. Saya tidak bisa menilai sampai fakta-fakta itu ditetapkan, ”kata menteri.
Prancis telah menghadapi gelombang protes massal sejak pertengahan November, ketika apa yang disebut demonstran Yellow Vests – atribut wajib pembalap Prancis – turun ke jalan untuk memprotes kenaikan harga dan kenaikan pajak bahan bakar yang direncanakan dilakukan pada bahan bakar diesel dan karbon. Demonstrasi meningkat awal pekan ini, dengan lebih dari 1.700 ditahan.
Dinas Keamanan Ukraina juga menyatakan tentang pengaruh Rusia dalam protes tersebut. Alasan yang digunakan adalah foto dengan bendera militan Republik Rakyat Donetsk atau Donetsk People’s Republic (DPR) yang jadi latar belakang aksi protes Paris beberapa hari terakhir.
Rusia tentu saja menolak mentah-mentah tuduhan tersebut dan menganggap protes di Prancis sebagai urusan internal negara itu.
“Saya ingin mengatakan bahwa Rusia menganggap segala sesuatu yang terjadi murni urusan internal Prancis. Kami tidak campur tangan dan tidak akan ikut campur dalam urusan internal negara manapun, termasuk Prancis,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov sebagaimana dikutip Sputnik Senin 10 Desember 2018.
Dia mengatakan Moskow sangat mementingkan untuk mengembangkan hubungan dengan Paris, dan menghormati kedaulatan Prancis.