Pada tanggal 21 September 1942, 73 Boeing B-29 “Superfortress” melakukan penerbangan perdana. Pesawat ini menjadi penerus dari pesawat tangguh B-17 Boeing “Flying Fortress,” dan menjadi pendahulu dari B-52 “Stratofortress,” yang masih digunakan sampai sekarang.
Pesawat ini merupakan pemboman berat jarak jauh dan pekerja keras di panggung Perang Dunia II, di mana ia mencapai puncak ketenaran ketika menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. B-29 merupakan pesawat canggih pada eranya. Menampilkan kabin bertekanan, dual landing gear, dan meriam menara dikendalikan secara remote.
Hanya bagian depan dan kompartemen belakang yang bertekanan, yang berarti bahwa awak harus merangkak teluk bom melalui terowongan sempit 35-kaki.
Pada saat itu, pesawat ini menjadi yang terberat dengan 105.000 poun dengan mampu membawa 20.000 poun bom.
Selain bom, B-29 dipersenjatai dengan 12 senapan yang dikendalikan dari jarak jauh, 50 senapan mesin kaliber Browning dan meriam 20 milimeter di ekor.
Enola Gay merupakan bomber B-29 yang menjatuhkan bom atom di Hiroshima pada 6 Agustus 1945. Tiga hari kemudian, B-29 lain, Bockscar membom Nagasaki.
Setelah Perang Dunia II, B-29 terlibat di Perang Korea sebagai tanker pesawat tempur.
Dari sekitar 4.000 B-29 yang diproduksi, hanya satu yang saat ini mash layak terbang yang diberi nama Fifi. Pesawat ini dimiliki dan dikelola oleh dimiliki oleh Angkatan Udara Commemorative, berbasis di Addison, Texas.