Produksi Foxhound dimulai pada tahun 1979 dan mulai beroperasi pada tahun 1981. Terinspirasi oleh laporan intelijen samar tentang kemampuannya, Foxhound memperoleh reputasi berlebihan dalam laporan intelijen NATO.
MiG-31 dilaporkan sebagai pesawat dengan kemampuan terbang pada kecepatan Mach 5, memiliki teknologi siluman, dan dioperasikan oleh pikiran!
Dalam dunia nyata, MiG-31 dikabarkan telah digunakan untuk mengejar pesawat mata-mata SR-71 Blackbird, yang bisa mempertahankan kecepatan Mach 3,3 atau lebih tinggi pada misi pengintaian nya.
Laporan salah satu pilot Soviet menunjukkan bahwa Foxhound mampu “mengunci” Blackbird dengan rudal. Laporan lain menyatakan bahwa enam MiG-31 mampu mengepung Blackbird dalam insiden terpisah.
Namun, Blackbird tidak pernah digunakan untuk benar-benar terbang di wilayah udara Soviet, Bertentangan dengan apa yang diklaim Rusia. Blackbirds hanya terbang di dekat perbatasan Rusia. Hal ini yang menjadikan MiG-31 tidak pernah memecat rudal R-33 ke pesawat Amerika tersebut.
Moskow terus menyempurnakan Foxhound dari waktu ke waktu, dimulai dengan memproduksi 101 varian MiG-31DZ yang mampu melakukan pengisian bahan bakar di udara tahun 1989.
Setelah 1985 setelah desainer aeronautika Soviet Adolf Tolkachev diketahui mengirimkan rahasia radar Foxhound ke CIA, 69 MiG- 31B dan BS kemudian dikembangkan dengan radar baru dan berbagai upgrade hardware. Dua MiG-31D juga dikembangkan untuk menembakkan rudal khusus anti-satelit.
Sebuah versi ekspor yang disebut sebagai MiG-31E juga sempat dibangun, tetapi tidak pernah dijual ke negara lain. Foxhound terlalu khusus dan mahal untuk bisa menarik pembeli asing.
Satu-satunya Foxhound yang beroperasi di luar Rusia adalah di Angkatan Udara Kazakhstan setelah runtuhnya Soviet..
Pada 2015, ada rumor Suriah telah membeli MiG-31 dari Moskow, tetapi hal itu tidak terbukti. Dan memang untuk Suriah pesawat ini tidak akan banyak berfungs karena tidak memerlukan platform tinggi untuk misi udara ke udara.
Armada MiG-25 yang dimiliki Suriah terbukti sangat buruk untuk digunakan dalam konflik tersebut karena ketidakmampaun menyerang target darat.