5 Rudal Anti-Kapal Paling Diwaspadai

5 Rudal Anti-Kapal Paling Diwaspadai

XASM-3

XASM-3

Doktrin militer Jepang yang defensif ketat telah mendorong kebutuhan ASM untuk mempersenjatai kapal, pesawat terbang dan baterai darat tidak besar. Jepang telah merancang dan diproduksi dua generasi rudal anti-kapal yang pas dengan profil ini, tetapi generasi ketiga kemungkinan akan menjadi permulaan perubahan yang radikal dari desain sebelumnya.

XASM-3 adalah rudal anti-kapal yang saat ini sedang dikembangkan bersama oleh Pemerintah Jepang dan Mitsubishi Heavy Industries (MHI). Meskipun relatif sedikit yang diketahui tentang rudal pada titik ini, jika dimasukkan ke dalam produksi itu akan mewakili lompatan besar atas kemampuan Pasukan Bela Diri Jepang.

XASM-3 akan menjadi rudal hipersonik, sebuah roket berbahan bakar padat dengan ramjet terintegrasi beroperasi pada kecepatan hingga Mach 5. Rudal ini dirancang untuk berkemampuan siluman. Seperti Brahmos, XASM-3 akan menggunakan kecepatan untuk tidak memberi waktu musuh bereaksi. Menggunakan parameter keterlibatan sama seperti Brahmos, XASM-3 akan memungkinkan lawan hanya memiliki waktu 15 detik untuk membela diri..

XASM-3 memiliki dua pencari terintegrasi aktif dan pasif. Rudal ini memiliki berat £ 1.900, dengan ukuran hulu ledak saat ini belum diketahui. Rudalini diharapkan memiliki jangkauan lebih dari 120 mil.

Rudal akan dibawa jet tempur buatan dalam negeri F-2. Operator lain yang mungkin adalah Kawasaki P-1 pesawat patroli maritim dan F-35A Jepang. Tetapi XASM-3 kemungkinan besar tidak akan muat di teluk senjata dalam F-35 dan harus dilakukan secara eksternal. Risikonya  F-35 lebih mudah untuk dideteksi.

Pengembangan XASM-3 dimulai pada tahun 2002, dan diperkirakan akan berakhir pada tahun 2016 atau mundru enam tahun.

naval strike

Naval Strike Missile

Sebuah rudal anti-kapal baru yang dirancang oleh Norwegia Kongsberg, Naval Strike Rudal disebut-sebut oleh perusahaan sebagai rudal anti-kapal generasi kelima pertama di dunia.

NSM memanfaatkan roket pendorong untuk peluncuran awal, setelah itu transit ke mesin turbofan. Rudal akan terbang rendah di permukaan laut yakni kurang dari 10 meter di atas wavetops. Kecepatan dilaporkan subsonik tapi cenderung tinggi.

Radar rudal sebagai “sepenuhnya pasif,” yang berarti tidak menggunakan sensor aktif untuk melacak target. NSM tidak memancarkan infra merah atau radar gelombang yang bisa dideteksi oleh kapal-kapal musuh. Beratnya di 410 kilogram, NSM lebih kecil dari rudal lain di daftar ini. Rudal ini memiliki jangkauan 185 kilometer dan membawa hulu ledak 125 kilogram.

NSM saat ini dalam pelayanan dengan kapal rudal kelas Skjold Angkatan Laut Norwegia dan kapal kelas Nansen Fritjof. NSM juga dioperasikan oleh Angkatan Darat Polandia sebagai artileri pantai.

Pada bulan Oktober 2014, Angkatan Laut Amerika Serikat menguji Naval Strike Missile dari dek kapal tempur pesisir USS Coronado. Tes itu sukses, dengan hit langsung pada target simulasi. Tes ini merupakan bagian dari Program Kompetitif Pengujian Asing Angkatan Laut dan tidak berarti Angkatan Laut akan mengakuisisi NSM.

Sebuah versi dari Naval Strike Missile, Joint Strike Missile, saat ini sedang dalam pembangunan. JSM akan mampu baik untuk misi serangan udara ke darat dan anti-kapal, dan akan cocok dengan teluk senjata internal F-35 Joint Strike Fighter Rudal ini juga akan sesuai standar 533mm kapal selam torpedo tube. JSM dijadwalkan akan mulai beroperasi pada 2023.

Sumber: National Interest